Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimistis nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan menguat pada akhir tahun 2024 ini.
Perry menyampaikan, terdapat empat faktor yang mempengaruhi penguatan nilai tukar rupiah, di antaranya pertama, arah penurunan suku bunga The Fed atau Federal Funds Rate (FFR).
“Kedua, imbal hasil daya tarik investasi portofolio, bahwa pada tahun ini investasi portofolio ke dalam negeri ini terjadi inflow, meskipun beberapa bulan di waktu terjadi Lebaran terjadi outflow,” tutur Perry saat melakukan rapat kerja bersama Banggar DPR RI, Senin (8/7).
Meski begitu, Perry mencatat, secara keseluruhan tahun ini terjadi inflow khususnya dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 130,35 triliun, dari saham Rp 340 miliar, meski pada pertengahan tahun Surat Berharga Negara (SBN) terjadi outflow Rp 33,96 triliun.
Baca Juga: Pelebaran Defisit APBN 2024 Jadi Alarm Untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
Perry menambahkan, sejalan dengan adanya koordinasi dengan Kementerian Keuangan, sejak Juni 2024 SBN mulai kembali inflow, dan diharapkan tetap terjaga.
“Secara keseluruhan, portofolio inflow tahun ini adalah Rp 91,5 triliun, dan ini yang terus kami lakukan,” ungkapnya.
Faktor ketiga, yang mempengaruhi nilai tukar rupiah menguat adalah dari sisi fundamental inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang baik. Keempat, adalah upaya BI untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Bank Indonesia memperkirakan inflasi tahun ini akan sesuai target yakni 2,5% plus minus 1%, sementara pertumbuhan ekonomi tahun ini optimistis mencapai 5,1%.
Perry menambahkan, sejalan dengan faktor-faktor tersebut, nilai tukar rupiah diperkirakan menguat sekitar Rp 15.700 hingga Rp 16.100 per dolar AS.
“Jadi empat faktor tadi yang kami perkirakan rupiah akan menguat stabil ke depan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News