Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kondusif dan makin melambat berimbas pada pertumbuhan ekonomi domestik.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi sepanjang pada kuartal III-2019 stagnan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yaitu hanya 5,05%.
“Pemantauan kami dari berbagai indikator memang kecenderungan pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga akan di sekitar 5,05%,” tutur Gubernur BI Perry Warjiyo usai menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (24/10).
Baca Juga: Ini alasan BI pangkas suku bunga acuan empat kali berturut-turut
Di sisi domestik, BI memandang pertumbuhan ekspor sedikit membaik meski masih mengalami kontraksi di tengah permintaan global dan harga komoditas yang menurun.
Perry mengatakan, perbaikan ekspor sebagian dipengaruhi oleh beberapa produk ekspor manufaktur seperti ekspor kendaraan bermotor ke negara ASEAN dan ekspor perhiasan, khususnya emas, yang tumbuh positif.
Kendati begitu, pertumbuhan investasi non-bangunan belum menggembirakan. Tambah lagi, BI melihat pertumbuhan konsumsi di kuartal ketiga tak sekencang kuartal-kuartal sebelumnya.
“Masalahnya triwulan ketiga itu sudah tidak ada lagi pengeluaran berkaitan pemilu yang mendorong pertumbuhan LPNRT seperti di kuartal I dan II. Jadi, konsumsi rumah tangga benar-benar hanya berasal dari disposable income,” ujar pimpinan bank sentral itu.
Baca Juga: BI menurunkan suku bunga acuan menjadi 5% hari ini
Namun, Perry meyakini pertumbuhan konsumsi tetap bagus. Konsumsi pada kelompok masyarakat kelas bawah menurutnya ditopang oleh rendahnya tingkat inflasi sepanjang tahun ini serta belanja bantuan sosial oleh pemerintah yang cukup besar.
Sementara, konsumsi kelompok masyarakat menengah memang lebih dipengaruhi oleh pola investasi korporasi, khususnya investasi non-bangunan.
Baca Juga: Bank Negara Indonesia (BNI) naikkan rasio pencadangan jadi 159,2% di kuartal III-2019
Akhir tahun 2019, BI tetap mempertahankan proyeksinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu berada di bawah titik tengah kisaran 5,0%-5,4% atau artinya maksimal 5,2%.
Perry meyakini, berbagai bauran kebijakan bank sentral yang akomodatif, baik dari sisi moneter hingga makroprudensial, bakal mendorong pertumbuhan ekonomi naik lebih tinggi menuju titik tengah kisaran 5,1%-5,5% pada tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News