kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Alokasi TKD 2026 Menyusut, Tito Karnavian Dorong Daerah Lebih Kreatif Gali PAD


Sabtu, 16 Agustus 2025 / 06:55 WIB
Alokasi TKD 2026 Menyusut, Tito Karnavian Dorong Daerah Lebih Kreatif Gali PAD
ILUSTRASI. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian . ANTARA FOTO/Raqilla/gp/rwa.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menjelaskan, penyusutan alokasi transfer ke daerah (TKD) pada 2026 terjadi karena sebagian anggaran akan dialihkan ke kementerian/lembaga (K/L) di pemerintah pusat untuk membiayai program yang berdampak langsung ke daerah.

Menurut Tito, berdasarkan penjelasan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dari total belanja pemerintah yang langsung dirasakan masyarakat di daerah pada 2026 sebesar Rp 1.369,7 triliun, anggaran tersebut akan tersebar ke berbagai K/L.

Baca Juga: Ketua Banggar Sebut RAPBN 2026 Realistis, Tapi Harus Waspadai Hal Ini

Program-program itu meliputi pembangunan jalan dan perumahan, pendidikan, kesehatan, Koperasi Desa Merah Putih, Makan Bergizi Gratis (MBG), hingga pemberdayaan desa.

“Yang penting adalah bagaimana kita nanti mengoordinasikan supaya teman-teman di K/L punya program yang berdampak langsung ke daerah-daerah,” ujar Tito, Jumat (15/8/2025).

Tito menegaskan, daerah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) rendah akan mendapat perhatian khusus agar pemerintahan tetap stabil, terutama untuk membiayai belanja pegawai, operasional, dan program layanan dasar.

Ia mendorong pemerintah daerah untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menggali PAD tanpa membebani masyarakat.

Sumber PAD utama meliputi pajak dan retribusi daerah, kerja sama pemanfaatan aset (KIPA), serta usaha milik daerah.

Baca Juga: Prabowo Patok Defisit Ditekan Jadi 2,48% dari PDB dalam RAPBN 2026

Sebagai contoh, Tito menyoroti keberhasilan beberapa daerah yang mengoptimalkan potensi lokal. “Di Bali misalnya sektor wisata, di Jogja sektor UMKM, PAD-nya tinggi karena mereka kreatif,” katanya.

Selain itu, Tito meminta pemerintah daerah mempermudah perizinan usaha dan membuka akses bagi sektor baru, seperti promosi wisata, parkir, maupun restoran.

“Buka dulu, nanti kan baru setelah itu akan ada retribusi, ketika mereka sudah untung. Tapi jangan dipersulit dulu, pada waktu mereka baru membuat izinnya susah. Itu yang akan kami imbau ke teman-teman di daerah untuk lebih kreatif,” ungkapnya.

Selanjutnya: APKIDA Protes Pemotongan Kuota Gas Industri oleh PGN

Menarik Dibaca: Inilah Cara Minum Cuka Apel untuk Diet Tubuh, Bantu Turunkan Berat Badan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×