kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.159   41,00   0,25%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Sri Mulyani: inflasi rendah jadi modal hadapi 2018


Senin, 04 Desember 2017 / 20:21 WIB
Sri Mulyani: inflasi rendah jadi modal hadapi 2018


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai potensi tekanan inflasi hingga akhir tahun. Menurutnya, terjaganya inflasi sekaligus penguatan komponen pertumbuhan ekonomi akan menjadi modal untuk menghadapi tantangan tahun depan.

Sri Mulyani mengatakan, inflasi hingga akhir tahun masih perlu diwaspadai karena biasanya permintaan akhir tahun meningkat ditambah adanya faktor cuaca ekstrem yang bisa menimbulkan tekanan harga. Namun ia juga berharap, inflasi akhir tahun akan berada di bawah 3,7% year on year.

Dengan inflasi yang terjaga, "Kami berharap momentum kepercayaan masyarakat terutama daya beli, persepsi mengenai optimisme dari kosumen itu akan terus terjaga kemudian bisa membalik menjadi momentum positif," kata Sri Mulyani saat ditemui di Hotel Borobudur, Senin (4/12).

Sejalan dengan bisa terjaganya inflasi, Sri Mulyani juga berharap komponen pertumbuhan ekonomi lainnya di kuartal keempat tahun ini bisa membaik, yaitu investasi yang meningkat, ekspor yang lebih kuat, dan pengeluaran pemerintah yang meningkat. Dengan demikian, momentum positif tersebut akan berkontribusi pada ekonomi tahun depan.

"Kenapa ini penting? karena 2018 banyak sekali ketidakpastian mulai muncul," tambah dia.

Ketidakpastian yang dimaksud, salah satunya reformasi di bidang perpajakan Amerika Serikat (AS) melalui penurunan tarif pajak. Hal tersebut lanjut dia, akan berdampak signifikan terhadap ekonomi AS dan ekonomi dunia.

Di sisi lain, ada pula normalisasi kebijakan moneter AS jika pemulihan di Negeri Paman Sam tersebut terjadi lebih cepat. Hal itu akan mendorong kenaikan suku bunga acuan The Fed yang lebih cepat pula.

"Ini semuanya harus kita waspadai," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×