kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sri Mulyani: inflasi rendah jadi modal hadapi 2018


Senin, 04 Desember 2017 / 20:21 WIB
Sri Mulyani: inflasi rendah jadi modal hadapi 2018


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai potensi tekanan inflasi hingga akhir tahun. Menurutnya, terjaganya inflasi sekaligus penguatan komponen pertumbuhan ekonomi akan menjadi modal untuk menghadapi tantangan tahun depan.

Sri Mulyani mengatakan, inflasi hingga akhir tahun masih perlu diwaspadai karena biasanya permintaan akhir tahun meningkat ditambah adanya faktor cuaca ekstrem yang bisa menimbulkan tekanan harga. Namun ia juga berharap, inflasi akhir tahun akan berada di bawah 3,7% year on year.

Dengan inflasi yang terjaga, "Kami berharap momentum kepercayaan masyarakat terutama daya beli, persepsi mengenai optimisme dari kosumen itu akan terus terjaga kemudian bisa membalik menjadi momentum positif," kata Sri Mulyani saat ditemui di Hotel Borobudur, Senin (4/12).

Sejalan dengan bisa terjaganya inflasi, Sri Mulyani juga berharap komponen pertumbuhan ekonomi lainnya di kuartal keempat tahun ini bisa membaik, yaitu investasi yang meningkat, ekspor yang lebih kuat, dan pengeluaran pemerintah yang meningkat. Dengan demikian, momentum positif tersebut akan berkontribusi pada ekonomi tahun depan.

"Kenapa ini penting? karena 2018 banyak sekali ketidakpastian mulai muncul," tambah dia.

Ketidakpastian yang dimaksud, salah satunya reformasi di bidang perpajakan Amerika Serikat (AS) melalui penurunan tarif pajak. Hal tersebut lanjut dia, akan berdampak signifikan terhadap ekonomi AS dan ekonomi dunia.

Di sisi lain, ada pula normalisasi kebijakan moneter AS jika pemulihan di Negeri Paman Sam tersebut terjadi lebih cepat. Hal itu akan mendorong kenaikan suku bunga acuan The Fed yang lebih cepat pula.

"Ini semuanya harus kita waspadai," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×