kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI pompa injeksi likuiditas perbankan hingga Rp 672,4 triliun


Kamis, 12 November 2020 / 20:46 WIB
BI pompa injeksi likuiditas perbankan hingga Rp 672,4 triliun
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia menambah lagi Quantitative Easing (QE) sebesar Rp 672,4 triliun hingga saat ini. Hal ini dilakukan dengan injeksi likuiditas ke perbankan dengan jumlah yang besar.

Dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI, Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, hal ini dilakukan guna memastikan likuiditas di perbankan lebih dari cukup, supply dari perbankan untuk menyalurkan kredit dapat lebih baik.

“Sehingga ini menjadi fokus menjaga Komite stabilitas sistem keuangan (KSSK) lewat pelonggaran moneter ini dapat mendorong pemulihan ekonomi,” jelas Perry, Kamis (12/11).

Pelonggaran moneter tersebut dilakukan melalui ekspansi moneter dan penurunan GWM. Berdasarkan periodenya, total injeksi likuiditas sebesar Rp 672,4 triliun ini berasal dari quantitative easing periode Januari hingga April 2020 mencapai Rp 419,9 triliun lewat pembelian surat berharga negara (SBN) dari pasar sekunder senilai Rp 166,2 triliun.

Baca Juga: Cegah kasus fraud, bank memperketat mitigasi internal

Lainnya berasal dari term repo perbankan senilai Rp 160 triliun, FX swap Rp 40,8 triliun, dan penurunan GWM sebesar Rp 53 triliun.

Sementara periode Mei hingga November 2020 mencapai Rp 252,5 triliun lewqt penurunan GWM periode Mei sekitar Rp 102 triliun, tidak mewajibkan tambahan giro bagi yang tidak memenuhi Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) sebesar Rp 15,8 triliun, serta term repo perbankan, dan FXswap sebesar Rp 134,7 triliun.

Dengan demikian, Gubernur BI berharap injeksi likuiditas yang diberikan untuk perbankan lebih dari cukup. Sehingga supply dari perbankan untuk menyalurkan kredit juga dapat dilakukan.

“Ini yang menjadi fokus KSSK untuk bagaimana memapingkan supply dari kredit perbankan dan demand dari kredit untuk secepatnya disalurkan ke sektor yang perlu didorong maupun perusahaan-perusahaan,” tutupnya.

Selanjutnya: Saham perbankan big cap cuan besar, ini kata analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×