kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

BI: Perubahan Iklim Berpotensi Ganggu Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan


Sabtu, 19 Februari 2022 / 08:15 WIB
BI: Perubahan Iklim Berpotensi Ganggu Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengungkapkan, perubahan iklim yang disebabkan oleh kenaikan emisi karbon akan berpotensi mengganggu stabilitas moneter dan sistem keuangan.

Untuk itu, pemanasan global akibat emisi rumah kaca ini menjadi perhatian yang signifikan karena mengarah pada ancaman, seperti cuaca ekstrim, krisis air bersih, kebakaran hutan dan gangguan lingkungan yang mengkhawatirkan dan lebih berpotensi mengganggu stabilitas moneter dan sistem keuangan.

Destry bilang, masalah perubahan iklim ini harus secara seksama diatasi. Mengingat, berdasarkan perhitungan ahli biaya penanganan akibat perubahan iklim diperkirakan lebih tinggi daripada biaya penanganan krisis global.

Baca Juga: BI Beberkan 3 Strategi Ekonomi Hijau untuk Dorong Inisiatif Keuangan Berkelanjutan

“Biaya penanganan masalah cuaca ekstrim yang telah mencapai US$ 5,1 triliun dalam 20 tahun terakhir dan lebih tinggi dari biaya penanganan krisis global tahun 2008,” ujarnya dalam Seminar "Building a Resilient Sustainable Finance", Jumat (18/2).

Sejumlah analis juga menyebut jika tidak ada penanganan perubahan iklim, maka suhu bumi diproyeksi akan naik sekitar 3,2° celcius, bahkan akan berimbas pada ekonomi dunia akan kehilangan 80%.

Akan tetapi, jika komitmen Paris Agreement dijalankan oleh seluruh negara, maka akan meminimalisir kenaikan temperatur global. 

Destry bilang, jika Perjanjian Paris dicapai dengan suhu tambahan maksimum di bawah 2° celcius, maka  PDB global hanya akan hilang 4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×