kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

BI Kembali Mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK


Rabu, 25 Juni 2025 / 15:30 WIB
BI Kembali Mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK
ILUSTRASI. Bank Sentral Tahan Suku Bunga —Logo Bank Indonesia (BI) di gedung BI, Jakarta, Rabu (23/4/2025). Bank Indonesia (BI) kembali mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Tahunan BI Tahun 2024.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Tahunan BI Tahun 2024.

Opini WTP tersebut disematkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengungkapkan, kinerja audit terhadap Bank Indonesia yang telah menghasilkan opini WTP selama 22 tahun terakhir.

Baca Juga: Gubernur BI Lantik Dua Pimpinan Baru Satuan Kerja Kantor Pusat

“Ini merupakan hasil dari komitmen Bank Indonesia dalam mewujudkan tata kelola yang baik dan konsisten,” tutur Denny dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/6).

Hal tersebut sejalan dengan pemenuhan akuntabilitas Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam Pasal 58  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana  telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).

Baca Juga: Bank Indonesia Pertahankan BI-Rate di Level 5,5% pada Juni 2025

Denny menambahkan, BI senantiasa berupaya meningkatkan pelaksanaan tata kelola yang baik dan kualitas pengelolaan keuangan guna menjaga kredibilitas sebagai bank sentral. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×