kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.115.000   10.000   0,48%
  • USD/IDR 16.454   4,00   0,02%
  • IDX 8.025   67,48   0,85%
  • KOMPAS100 1.124   9,97   0,90%
  • LQ45 815   8,29   1,03%
  • ISSI 276   2,50   0,91%
  • IDX30 424   4,41   1,05%
  • IDXHIDIV20 490   3,80   0,78%
  • IDX80 123   1,15   0,94%
  • IDXV30 134   1,41   1,07%
  • IDXQ30 137   0,82   0,60%

BI Ingatkan Ekonomi RI Masih Rapuh, Konsumsi Lemah Jadi Tantangan


Rabu, 17 September 2025 / 15:21 WIB
BI Ingatkan Ekonomi RI Masih Rapuh, Konsumsi Lemah Jadi Tantangan
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, pada kuartal III 2025 konsumsi rumah tangga masih lemah.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu terus diperkuat agar sesuai dengan kapasitas perekonomian nasional.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, pada kuartal III 2025 konsumsi rumah tangga masih lemah. Kondisi ini dipengaruhi oleh menurunnya ekspektasi konsumen, terutama kelompok menengah ke bawah, serta terbatasnya ketersediaan lapangan kerja.

“Investasi juga perlu diperkuat melalui percepatan realisasi program prioritas pemerintah, termasuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di berbagai daerah,” ujar Perry dalam konferensi pers, Rabu (17/9).

Sementara itu, kinerja ekspor diperkirakan membaik berkat peningkatan ekspor produk pertanian dan manufaktur, terutama komoditas minyak kelapa sawit (CPO) ke India, seiring dengan penurunan bea impor.

Untuk mendorong pertumbuhan, BI akan memperkuat sinergi dengan kebijakan fiskal dan sektor riil pemerintah. Dari sisi fiskal, belanja negara diproyeksikan meningkat di semester II 2025, sejalan dengan pelaksanaan proyek prioritas, seperti program ketahanan pangan, energi, pertahanan dan keamanan, serta Paket Kebijakan Ekonomi 2025.

Di sisi lain, BI terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran melalui penurunan suku bunga, pelonggaran likuiditas, pemberian insentif makroprudensial, serta percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan.

“Dengan penguatan sinergi kebijakan BI dan pemerintah, pertumbuhan ekonomi semester II 2025 diprakirakan membaik sehingga secara keseluruhan tahun 2025 akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6–5,4%,” jelas Perry.

Selain faktor domestik, BI juga mencermati kondisi global yang masih menekan perekonomian. Perry menuturkan, pertumbuhan ekonomi dunia melambat akibat ketidakpastian dan penerapan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).

Di AS, keyakinan pelaku ekonomi menurun seiring kebijakan tarif yang menekan konsumsi rumah tangga dan mendorong kenaikan pengangguran.

Sementara itu, ekonomi China melambat akibat penurunan ekspor ke AS serta lemahnya permintaan domestik, khususnya investasi.

Kinerja ekonomi Eropa dan Jepang juga menurun sejalan dengan tertekannya ekspor, sedangkan India mencatat sedikit perbaikan berkat stimulus fiskal untuk mendorong konsumsi.

Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi dunia 2025 diperkirakan hanya sekitar 3%, lebih rendah dari prakiraan sebelumnya.

Perry menambahkan, prospek global yang belum kuat dan rendahnya tekanan inflasi membuat banyak bank sentral mengambil kebijakan moneter longgar, kecuali Jepang.

Probabilitas penurunan Fed Funds Rate (FFR) semakin tinggi sejalan dengan naiknya pengangguran di AS. Kondisi ini mendorong penurunan yield US Treasury dan pelemahan indeks dolar AS (DXY).

Di tengah ketidakpastian global, aliran modal lebih banyak masuk ke emas, sementara ke emerging market masih tertahan.

“Ke depan, volatilitas pasar keuangan global akan terus berlanjut sehingga perlu diantisipasi dengan penguatan respons dan koordinasi kebijakan untuk menjaga ketahanan ekonomi dalam negeri,” tandas Perry.

Selanjutnya: Balik Arah, Rupiah Ditutup Menguat Tipis ke Rp 16.437 Per Dolar AS Hari Ini (17/9)

Menarik Dibaca: Promo Indomaret Harga Spesial 17-22 September 2025, Lifebuoy-Sensodyne Diskon 25%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×