kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

BI catat penjualan ritel akhir 2019 melempem, ini penyebabnya


Sabtu, 11 Januari 2020 / 06:41 WIB
BI catat penjualan ritel akhir 2019 melempem, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Gerai Baru Transmart: Suasana saat peresmian Gerai Baru Transmart di Transpark Bintaro, Tangerang Selatan, Jumat (20/12).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Momentum perayaan Natal dan tahun baru tak mampu mengungkit pertumbuhan penjualan ritel. Penjualan eceran menjelang akhir 2019 malah terlihat lesu.

Hasil Survei Penjualan Eceran yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2019 tercatat sebesar 216,6, naik tipis 0,9 poin dari Oktober.

Angka itu tumbuh 1,3% year on year (yoy), tapi melambat ketimbang pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 3,6% yoy.

BI mencatat, sejumlah kelompok barang mengalami penurunan yang lebih dalam dibanding November 2019. Misalnya, bahan bakar kendaraan, peralatan informasi dan komunikasi, barang budaya dan rekreasi, serta sandang.

"Kendati melambat, penjualan eceran tetap tumbuh positif," kata BI dalam laporan yang dikutip Jumat (10/1).

Secara regional, perlambatan penjualan disebabkan oleh penurunan penjualan yang terjadi di sejumlah kota. Di antaranya, penurunan penjualan di Kota Medan hingga 6,5% yoy, dan Denpasar yang turun 4,9% yoy.

Penurunan penjualan di dua kota tersebut diperkirakan masih akan berlanjut ke Desember 2019. BI memperkirakan, penjualan eceran di dua wilayah tersebut masing-masing turun 9,4% dan 4,8% atau lebih dalam dari bulan sebelumnya.

Secara umum, penjualan eceran di Desember 2019 diperkirakan lebih lesu. Ini tergambar dari IPR Desember 2019 melambat 0,2% yoy. Walaupun secara bulanan, IPR di Desember tersebut diperkirakan naik 19,3 poin atau 8,9% month to month (mom).

Peningkatan terutama terjadi pada komoditas makanan, minuman, dan tembakau yang diprediksi tumbuh 10,7% mom dan sub-komoditas sandang yang bisa tumbuh 7,9% mom. Hal Ini sejalan dengan meningkatnya permintaan pada Natal dan tahun baru.

Menurut Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan, menurunnya penjualan eceran Desember 2019 disebabkan oleh banyak konsumen yang melakukan perjalanan saat libur akhir tahun.

"Banyak yang wisata ke luar negeri atau di dalam negeri. Apalagi dengan banyaknya jalan tol baru sehingga uang konsumen tidak sepenuhnya digunakan untuk belanja," kata Stefanus pada KONTAN, Jumat (10/1).

Ia berharap di tahun 2020 kondisi ritel lebih baik dari 2019. Ia menargetkan pertumbuhan ritel mampu mencapai dua digit pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×