kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

BGN Masih Lakukan Pemeriksaan Dugaan Keracunan Makan Bergizi Gratis di Cianjur


Selasa, 22 April 2025 / 18:19 WIB
BGN Masih Lakukan Pemeriksaan Dugaan Keracunan Makan Bergizi Gratis di Cianjur
ILUSTRASI. Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali (keempat kanan) meninjau dapur makan bergizi gratis (MBG) di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta, Selasa (14/1/2025). Dapur MBG Seskoal mendistribusikan sebanyak 3.000 sampai 4.000 makanan bergizi ke delapan sekolah dari TK sampai SMA yang berada di wilayah Cipulir. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Gizi Nasional (BGN) merespon terkait kasus puluhan siswa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang diduga alami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala BGN, Dadan Hindayana mengaku telah mendapatkanlaporan dugaan keracunan menu MBG ini. Menurutnya, BGN tengah mendalami dugaan penyebab keracunan, apakah berasal dari menu MBG yang di sajikan atau hal lain. 

“Kami turut menyampaikan rasa empati dan berharap seluruh siswa segera pulih, Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah prioritas utama kami. Saat ini kami sedang melakukan pemeriksaan terkait dugaan penyebab keracunan, apakah berasal dari MBG atau bukan” ujar Kepala BGN, Dadan pada Kontan.co.id, Selasa (22/4).  

Baca Juga: MBG Dinilai Minim Transparansi, Dapur Kalibata Jadi Contoh Kacaunya Tata Kelola

Untuk itu, BGN belum dapat memastikan apakah keracunan yang dimaksud merupakan kesalahan resmi dari makanan yang disajikan. Yang terang, Dadan masih menunggu hasil lab yang tengah dilakukan timnya untuk mengetahui penyebab keracunan tersebut.

Berdasarkan laporan, saat ini sampel MBG yang dimasak hari Senin (21/04) telah dikirimkan ke Lab Kesda Provinsi setempat dan hasilnya akan keluar dalam rentang waktu sepuluh hari ke depan. 

Lebih lanjut, menurut keterangan dari perwakilan SPPG, makanan yang diolah juga telah memenuhi standar dan telah melewati proses sebagaimana mestinya.

“Kami sedang menunggu hasil Lab Kesda Provinsi dari sampel yang sudah dikirimkan. Kami akan update infonya pada kesempatan pertama setelah hasil lab. keluar,” tegasnya. 

Diketahui, Jumlah korban yang mengalami gejala keracunan massal setelah menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, bertambah menjadi 78 orang. 

Dari jumlah tersebut, 55 merupakan siswa MAN 1 Cianjur dan 23 lainnya siswa SMP PGRI 1 Cianjur. 

"Sebagian besar siswa yang mengalami gejala sempat menjalani perawatan di rumah sakit sudah pulang. Namun masih ada beberapa siswa yang masih dirawat," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas MAN 1 Cianjur, Rahman Jaenudi, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/4). 

Selain di rumah sakit, pihak sekolah juga mendata siswa yang dirawat di puskesmas dan terus berkomunikasi dengan para orang tua. 

Sampai saat ini jumlah siswa yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 5 orang. Sebagian besarnya sudah diizinkan pulang," tambah Rahman.

Baca Juga: 4 Bulan Program Makan Bergizi Gratis Berjalan, Begini Penilaian Pengamat Pendidikan

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Cianjur, Rika Mustikawati, menyebutkan bahwa di sekolahnya tercatat 23 siswa mengalami gejala keracunan, dan tiga di antaranya dirawat di rumah sakit.

"Sejak semalam kita sudah menerima laporan soal siswa yang mengalami keracunan. Hingga kini pun kita terus berkomunikasi dengan para orang tua siswa," katanya. 

Rika juga menambahkan bahwa tidak hanya siswa, beberapa guru pun ikut menyantap MBG. Akibatnya, tiga guru mengalami gejala keracunan meski dalam kondisi ringan.

"Ada tiga guru yang mengalami keracunan, tapi kondisinya ringan, sehingga bisa ditangani secara mandiri di rumah," ujarnya.

Baca Juga: Praktisi Pendidikan Sebut Program MBG Perlu Diberhentikan Sejenak, Ini Alasannya

Selanjutnya: Laba Agung Podomoro Land (APLN) Merosot 41,45% di Tahun 2024, Ini Penyebabnya

Menarik Dibaca: Hanya Kota Jogja Bebas Guyuran Hujan, Pantau Cuaca Besok di DIY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×