Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Gizi Nasional meresmikan Rumah Susu Pasteurisasi di Bogor, Jawa Barat, yang menjadi bagian dari strategi nasional untuk mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Rumah susu ini menjadi fasilitas pengolahan susu pasteurisasi pertama yang disiapkan khusus untuk memastikan ketersediaan asupan protein hewani dalam rangka peningkatan kualitas gizi anak Indonesia.
Kepala BGN, Dadan Hindayana menyebut rumah susu juga menjadi bagian penting dalam mendukung program MBG, dimana susu pasteurisasi hasil produksi akan didistribusikan kepada penerima manfaat program MBG. Proses ini akan mendukung komitmen untuk menyediakan asupan Bergizi bagi anak-anak sekolah yang menerima manfaat program.
Baca Juga: Pengamat: Program MBG Tak Perlu Dihentikan, Tapi Perlu Evaluasi Total Tata Kelola
“Susu ini penting untuk pertumbuhan anak dan Pak Presiden menginginkan murni, dan kita berpikir bagaimana cara mendistribusikannya," kata Dadan dalam keterangan resminya, Rabu (23/4).
Dadan menyebut Rumah Susu Pasteurisasi di Bogor ini merupakan rumah pengelolaan susu murni kedua yang telah diresmikan oleh Pemerintah.
Sebelumnya, hanya ada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Cimahi yang telah menyediakan menu MBG berupa susu murni yang berasal dari produksi susu lokal.
Untuk itu, Dadan berharap daerah lain dengan potensi yang sama dapat segera menyusul program serupa untuk menyerap hasil panen susu dari peternak lokal.
Dengan demikan, peternak maupun petani dapat masuk dalam rantai pasok program makan bergizi gratis. Selian itu, program ini juga dapat mendatangkan manfaat berupa kepastian pasar bagi pelaku industri pangan di tingkat hulu.
Baca Juga: Soal Kisruh Dapur MBG di Kalibata, Ini Respon Prabowo
"Kita juga mulai berproses secara perlahan agar MBG menjadi offtaker terdepan dalam menyerap komoditas lokal, sehingga petani dapat dengan mudah mendistribusikan hasil panennya melalui koperasi," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengatakan bahwa peresmian Rumah Susu merupakan langkah awal dari gerakan nasional perbaikan gizi.
Rachmat juga mendorong agar sinergi lintas sektor terus digencarkan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan berdaya saing.
"Pembangunan Rumah Susu ini merupakan langkah konkret menanggulangi persoalan gizi kronis yang masih dihadapi Indonesia, terutama pada kelompok usia balita dan anak sekolah. Program MBG memiliki tujuan utama membangun generasi sehat, cerdas, dan produktif menuju Visi Indonesia Emas 2045, khususnya untuk perbaikan gizi, pendidikan, ekonomi, dan penurunan kemiskinan," ujarnya.
Pemerintah mencatat bahwa tantangan gizi di Indonesia masih signifikan, mengingat hanya 60,9 persen balita yang mengonsumsi makanan beragam dan 96,7 persen penduduk belum cukup mengonsumsi buah dan sayur.
Baca Juga: Program MBG Perlu Dievaluasi Total
Selain itu, prevalensi stunting pada balita berada di 21,5 persen dan kekurangan energi kronis pada ibu hamil mencapai 16,9 persen. Hal ini dinilai tak hanya berdampak terhadap aspek kesehatan, tetapi juga menurunkan kemampuan kognitif, produktivitas kerja, hingga mempengaruhi Indeks Modal Manusia (IMM).
Di sisi lain, produksi susu nasional masih belum mencukupi kebutuhan konsumsi. Berdasarkan kajian Kementerian PPN/Bappenas, kapasitas produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 17 persen total kebutuhan per tahun, bahkan di tiga provinsi utama produsen susu, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, masih terjadi defisit.
Untuk itu, lanjut Rachmat, penguatan rantai pasok susu dari hulu ke hilir menjadi fokus utama pemerintah.
"Rumah Susu hadir menjawab tantangan tersebut. Fasilitas ini akan menyerap produksi susu segar dari peternak lokal, memastikan proses pengolahan sesuai standar keamanan pangan, dan menjadi simpul distribusi bahan pangan bergizi untuk mendukung MBG," kata Kepala Bappenas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News