Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menyoroti rencana Badan Gizi Nasional (BGN) yang hendak membentuk tim investigasi ihwal kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang belakangan menjadi sorotan publik.
Wijayanto berpandangan, tim yang dibentuk harus didominasi orang-orang di luar BGN. Menurutnya, tim ini harus diperbanyak oleh peran masyarakat sipil (civil society).
“Harus didominasi oleh orang dari luar BGN, bahkan perbanyak komponen civil society yang indipenden,” ujarnya kepada KONTAN, Minggu (28/9).
Wijayanto mengatakan, MBG merupakan program yang baik, namun hingga saat ini program tersebut dinilai dijalankan tanpa manajemen dan perencanaan yang baik.
Baca Juga: Banyak Kasus Keracunan, BGN Tetapkan Syarat Baru Bagi SPPG MBG
Dia pun memberikan dua alternatif solusi terhadap program tersebut pertama yaitu dibekukan pada level saat ini, di mana program MBG tetap beroperasi namun tidak melakukan ekspansi. Menurutnya, ekspansi boleh dilakukan setelah berbagai faktor diperbaiki.
“Kedua, dilakukan penghentian sementara, dilakukan perbaikan. Operasional dan ekspansi dilanjutkan setelah setelah perbaikan dilaksanakan. Jika tanpa upaya serius untuk memperbaiki, maka Pemerintah akan mengalami penurunan kredibilitas,” pungkasnya.
BGN akan membentuk tim investigasi menyusul banyaknya kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa daerah.
Baca Juga: Soal Keracunan MBG, Prabowo: Ini Masalah Besar, Jangan Sampai Dipolitisasi
Wakil Ketua BGN, Nanik S. Deyeng mengatakan tim ini nantinya akan mengusut secara menyeluruh kasus dugaan keracunan baik di dalam makanan yang disajikan maupun cara makanan itu disajikan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Jadi saya akan membentuk tim investigasi untuk masalah hal yang diduga keracunan dan juga tim investigasi di bidang menu makanan atau dapur," kata Nanik dalam Konferensi Pers di Kantor BGN, Senin (22/9/2025).
Nanik mengatakan selama ini sering beredar kasus keracunan yang terjadi seolah-olah karena makanan tidak layak. Namun, menurut Nanik hal itu belum dapat dikonfirmasi sebelum mendapatkan hasil investigasi resmi dari BPOM.
Baca Juga: Tangani Kasus Keracunan MBG, Pemerintah Tutup Sementara SPPG Bermasalah
Selanjutnya: AJI Jakarta: Pencabutan ID Jurnalis Istana Bentuk Intervensi Pers dan Hak Publik
Menarik Dibaca: Tips Praktis Nutrisi Anak Gen Alpha Lewat Susu & Mikronutrien
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News