kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Bersaing dengan KEK Johor Bahru, Pemerintah Tinjau Kenaikan Listrik dan Air di Batam


Kamis, 25 Juli 2024 / 14:42 WIB
Bersaing dengan KEK Johor Bahru, Pemerintah Tinjau Kenaikan Listrik dan Air di Batam
ILUSTRASI. Sejumlah alat berat beroperasi di proyek pengembangan jalan yang menghubungkan kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (15/3/2024). Badan Pengusahaan (BP) Batam terus mengerjakan sejumlah proyek peningkatan infrastruktur Sebagai salah satu daerah yang menjadi tujuan investasi di antaranya pengembangan jalan menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), bandara, pelabuhan kargo dan kawasan industri guna mendukung kegiatan investasi. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/Spt.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah sedang mempersiapkan strategi agar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam lebih dilirik investor, dibandingkan KEK di Johor Bahru yang dibangun Malaysia dan Singapura.

Sekeretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso menyampaikan, pemerintah akan mempertimbangkan terkait dampak kenaikan tarif listrik di Batam, apakah akan mempengaruhi minat investor untuk berinvestasi atau tidak.

“Mereka (investor) membandingkan tarif listrik dan air di Batam dengan yang lain. Kita harus hitung ulang nih. Karena kalau enggak ya, kita nggak kompetitif lagi, karena investasi sekarang lagi banyak-banyaknya ini ke Batam,” tutur Susi kepada awak media, Kamis (25/7).

Mulai bulan Juli ini, pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) penetapan penyesuaian tarif tenaga listrik (tarif adjustment) PT PLN Batam sebesar 6% hingga 9,83%. Tarif baru ini berlaku sejak Juli 2024.

Baca Juga: Ada Usulan Kawasan Ekonomi di IKN Nusantara, Bareng Tujuh Usulan KEK Baru

Selain itu, pemerintah juga akan mempertimbangkan masukan terkait insentif fiskal yang diberikan kepada investor di kawasan KEK yakni tax holiday dan tax allowance. Pun dengan fasilitas pajak impor juga akan turut dievaluasi.

“Kemudian yang terkait dengan insentif non fiskal, masalah golden visa, masalah-masalah penggunaan tenaga asing, dan sebagainya yang relatif sebenarnya di KEK sudah kita istimewakan,” tambahnya.

Sebelumnya, Plt Kepala Biro Komunikasi Kerja sama dan Komunikasi Sekretariat Jenderal Dewan Nasional KEK, Bambang Wijinarko mengatakan saat ini pihaknya tengah mempertimbangkan penambahan insentif di KEK Batam.

Baca Juga: Malaysia-Singapura Bikin KEK, Pemerintah Pertimbangkan Tambahan Insentif KEK Batam

“Insentif akan kita lihat kembali dan kita sedang diskusi dengan Kementerian Keuangan apakah kita bisa membuat insentif yang lebih kompetitif atau lebih baik untuk meningkatkan daya saing KEK kita," kata Bambang dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (22/7).

Bambang mengakui pembangunan zona khusus di Johor itu memiliki konsep serupa dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) milik Indonesia. Meski begitu, pihaknya meyakini KEK Batam memiliki fasilitas yang tidak kalah menggiurkan.

Saat ini, ada tiga KEK di Batam. Ada Batam Aero Technic, KEK Nongsa, dan KEK Tanjung Sauh dan KEK Galang Batang di Bintan. Selain itu, ada dua KEK di Batam yang sedang dalam tahap penetapan, yaitu KEK Nipa dan KEK Pariwisata Kesehatan Internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×