kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.255   69,00   0,43%
  • IDX 6.901   35,74   0,52%
  • KOMPAS100 1.004   4,88   0,49%
  • LQ45 768   3,99   0,52%
  • ISSI 227   1,02   0,45%
  • IDX30 396   2,65   0,67%
  • IDXHIDIV20 457   1,32   0,29%
  • IDX80 113   0,52   0,46%
  • IDXV30 114   -0,13   -0,12%
  • IDXQ30 128   0,82   0,64%

Berikut prediksi ekonom laju inflasi Oktober


Minggu, 30 Oktober 2016 / 22:58 WIB
Berikut prediksi ekonom laju inflasi Oktober


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Tren inflasi rendah tampaknya akan berlanjut di bulan Oktober tahun ini. Beberapa ekonom yang dihubungi KONTAN berpendapat, inflasi bulan ini yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) awal November mendatang tak melebihi inflasi bulanan September 2016 yang tercatat 0,22%.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksi, inflasi bulanan Oktober tahun ini hanya sebesar 0,13% dengan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,3% YoY, meningkat dibanding inflasi tahunan pada September 2016 yang sebesar 3,07% YoY.

Menurutnya, pada bulan ini harga komoditas pangan masih cenderung menurun, kecuali beras, cabai merah dan cabai keriting. Ia mencatat, harga tiga komoditas tersebut mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,54%, 14,4%, dan 13% dibanding bulan sebelumnya.

Inflasi Oktober lanjut Josua, juga didorong oleh inflasi harga yang diatur pemerintah (administered prices) karena kenaikan tarif listrik, tarif tol, dan tarif kereta listrik (KRL). "Secara keseluruhan, ketiganya menyumbang inflasi bulanan sekitar 0,05%-0,06%," kata Josua kepada KONTAN, Minggu (30/10).

Sementara itu, inflasi inti (core inflation) di bulan ini diperkirakan mencapai 3,23% YoY, naik tipis dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 3,21% YoY. Menurut Josua, kenaikan inflasi inti tersebut dipengaruhi oleh penurunan harga emas dan penguatan rupiah, walaupun konsumsi masih terbatas.

Namun ia memperkirakan, permintaan akan meningkat di akhir tahun karena pengaruh Natal dan tahun baru. Hal tersebut menyebabkan inflasi bulanan akhir tahun akan meningkat lagi. Namun, Josua melihat inflasi akhir tahun masih terkendali dan akan berada di kisaran 3%-3,2% YoY.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan inflasi bulanan Oktober 2016 sebesar 0,14%. Rendahnya inflasi tersebut dipengaruhi peningkatan produksi padi dan secara musiman bulan Oktober adalah bulan dengan inflasi rendah. Oktober tahun lalu tercatat deflasi sebesar 0,08%.

Menurut David, kenaikan sejumlah harga yang diatur pemerintah pada bulan ini seperti listrik, tarif tol dan KRL tidak berpengaruh signifikan terhadap inflasi. "Yang signifikan terhadap inflasi adalah kenaikan harga BBM," kata David.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memperkirakan, inflasi bulan ini akan berada di bawah 0,1%, yaitu sekitar 0,07%. Menurutnya, rendahnya inflasi tersebut didorong oleh adanya panen padi yang menyebabkan harga beras masih rendah.

Sementara hingga akhir tahun, ia memperkirakan inflasi berada di bawah angka 3%, yaitu 2,93%. Menurutnya, rendahnya inflasi tersebut tidak sepenuhnya menunjukkan pelemahan permintaan. Lana mengatakan, secara keseluruhan permintaan tahun ini lebih baik dari tahun lalu yang didorong oleh kenaikan upah minimum tahun ini yang sebesar 10%.

"Sementara inflasinya anggap 3% sehingga ada daya beli yang bertambah 7%. Jadi ada perbaikan dari aspek itu," tambahnya.

Sementara itu, Ekonom Standard Chartered Bank Aldian Taloputra memperkirakan, inflasi bulanan Oktober tahun ini sebesar 0,24% dengan inflasi tahunan sebesar 3,41%, lebih besar dibandingkan inflasi bulanan dan tahunan September 2016. Namun Aldian juga memperkirakan, inflasi inti bulan ini sebesar 3,18%, lebih rendah dari bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×