Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perkembangan inflasi hingga akhir tahun ini diyakini akan terkendali. Bahkan, Bank Indonesia (BI) memperkirakan, inflasi akhir tahun ini bisa mendekati 3% hingga kisaran 3,1% year on year (YoY). Perkiraan tersebut lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 3,2% YoY.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, pihaknya melihat adanya perbaikan dari sisi permintaan domestik. Meski demikian, perbaikan permintaan domestik tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan kapasitas produksi swasta yang ada saat ini.
"Sehingga dorongan dari sisi permintaan dari inflasi itu masih tetap lemah. Itu penyebab pertama," kata Perry, Jumat (21/10).
Lebih lanjut Perry mengatakan, penyebab kedua rendahnya outlook inflasi tahun ini juga disebabkan oleh terjaganya ekspektasi terhadap inflasi tahun ini. Menilik data survei konsumen yang dilakukan BI pada September 2016, konsumen memperkirakan tekanan harga di bulan ini cukup rendah yang tercermin dari indeks ekspektasi harga (IEH) bulan ini berada di bawah di level 143,7 dan meningkat ke level 151 dan 168,7 di bulan November dan Desember.
Ketiga, inflasi yang rendah pada tahun ini dipengaruhi oleh harga komoditas yang cenderung masih rendah. Begitu juga dengan menguatnya nilai tukar rupiah yang menyebabkan inflasi yang disebabkan karena adanya perubahan harga di luar negeri dan atas perubahan nilai tukar atau imported inflation pun rendah.
Keempat, rendahnya inflasi tahun ini dipengaruhi oleh harga barang-barang pangan yang terkendali sebagai hasil koordinasi anatar BI dengan pemerintah pusat dan daerah.
"Sehingga tahun ini inflasi sekitar 3,1%, bahkan kemungkinan mendekati 3%. Tahun depan itu bisa sekitar 3,5% dari perkiraan semua 3,6%-3,7%," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News