Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah telah menyusun berbagai inisiatif strategis untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi pada semester II 2025.
Deputi I Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara Kemenko Perekonomian Ferry Irawan membeberkan, sejumlah langkah difokuskan pada optimalisasi pelaksanaan program prioritas Pemerintah.
Di antaranya, Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Akselerasi Koperasi Desa Merah Putih, serta pembangunan tiga juta rumah sebagai bagian dari solusi perumahan nasional sekaligus memacu pertumbuhan sektor konstruksi dan penyerapan tenaga kerja.
Dari sisi konsumsi Pemerintah, Ferry membeberkan, realisasi belanja kementerian dan Lembaga (K/L) akan diakselerasi, khususnya yang memiliki alokasi anggaran besar.
Baca Juga: Kemenkeu Berikan Insentif Pajak untuk Kebutuhan TNI pada Tahun 2025
“Percepatan ini diperlukan untuk mendorong akselerasi penyerapan APBN,” tutur Perry dalam keterangannya, Kamis (4/9/2025).
Sebagaimana diketahui, hingga Kementerian Keuangan sudah membuka blokir anggaran K/L sebanyak Rp 134,9 triliun hingga Juni 2025. Upaya pembukaan blokir anggaran ini untuk mempercepat realisasi belanja negara.
Selanjutnya, di bidang investasi, Pemerintah menekankan pentingnya peningkatan kualitas data serta aksesibilitas informasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI) melalui sinergi dengan BPS.
Selain itu, Pemerintah juga mendorong percepatan implementasi Kredit Investasi Padat Karya, peningkatan target Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), percepatan implementasi Kredit Program Perumahan, dan penyerapan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
“Pemerintah juga melakukan penguatan di sisi konsumsi rumah tangga yang dilakukan melalui optimalisasi program padat karya tunai,” ungkapnya.
Untuk sektor pariwisata, Pemerintah juga menyiapkan skema stimulus yang komprehensif guna menghadapi masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025-2026. Stimulus tersebut mencakup penyediaan event nasional dan bundling paket wisata.
Selain itu diskon dan insentif transportasi kembali diberikan, antara lain pemberian insentif PPN-DTP untuk tiket pesawat, serta diskon tarif pada moda transportasi darat dan laut seperti kereta api, kapal laut, dan penyeberangan dengan sasaran penerima 3,8 juta penumpang.
“Salah satu insentif yang dilanjutkan dari sebelumnya adalah PPN DTP Perumahan yang kembali diberikan 100% di Semester II,” ungkapnya.
Sebelumnya, Pemerintah menyiapkan anggaran stimulus sebesar Rp10,8 triliun untuk Kuartal III 2025 (Juli-September) yang bertujuan untuk mendorong aktivitas ekonomi dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, Ferry tidak menjelaskan terkait besaran anggaran stimulus untuk kuartal IV 2025.
Baca Juga: Insentif Perumahan Belum Dorong Permintaan, Indef Ingatkan Risiko Bias Kelas Menengah
Daya Beli Jadi tantangan
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai, berbagai insentif tersebut tentu positif bagi perekonomian, asalkan masyarakat mempunyai daya beli.
“Masalahnya saat ini daya beli sedang lemah dan belum ada indikasi menguat, salah satu indikatornya adalah deflasi di bulan Agustus 2025,” tutur Wija.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada Agustus 2025 terjadi deflasi sebesar 0,08% dibanding bulan sebelumnya.
Ia juga menyayangkan terkait kebiasaan belanja pemerirntah yang selalu menumpuk dan baru direalisasikan di akhir tahun, sehingga jika dihitung secara keseluruhan dampaknya ke pertumbuhan ekonomi tidak terlalu besar.
Meski demikian, Wija menilai, jika rencana yang telah disusun dapat dijalankan dengan baik, maka pertumbuhan 5% year on year (yoy) pada semester II relatif realistis.
Selanjutnya: Kemenkeu Belum Putuskan Tarif, Implementasi Cukai MBDK Masih Tunggu Aturan
Menarik Dibaca: BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca Besok (5/9) Hujan Amat Lebat di Provinsi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News