kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Benarkah ada potensi tsunami 8 meter di Cilegon akhir tahun 2021? Ini penjelasan BMKG


Kamis, 02 Desember 2021 / 06:17 WIB
Benarkah ada potensi tsunami 8 meter di Cilegon akhir tahun 2021? Ini penjelasan BMKG
ILUSTRASI. Benarkah ada potensi tsunami 8 meter di Cilegon akhir tahun 2021? Ini penjelasan BMKG


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Informasi ancaman bahaya bencana alam tsunami setinggi 8 meter di Cilegon, Banten pada saat libur Natal dan Tahun Baru 2021 viral di internet. Benarkah akan terjadi tsunami 8 meter di Cilegon?

Munculnya informasi ancaman tsunami 8 meter di Cilegon pada akhir tahun 2021 datang saat rapat kerja antara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan Komisi V DPR, Rabu (1/12/2021).

Merujuk Wikipedia, Tsunami adalah gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi. Gangguan ini membentuk gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan gelombang mencapai 600–900 km/jam.

Wilayah Banten bagian selatan, tepatnya di sekitar Selat Sunda pernah terjadi tsunami pada akhir tahun 2018. Informasi potensi tsunami di Selat Sunda setinggi 8 meter ini menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meluruskan pernyataannya terkait potensi tsunami di Cilegon, Banten setinggi hingga 8 meter. Menurut Dwikorita, pernyataannya itu perlu dimaknai sebagai pemetaan BMKG dalam membuat skenario terburuk jika tsunami terjadi.

"Itu peta. Peta bahaya wilayah. Indonesia ini kan pantainya banyak yang potensial tsunami, termasuk di Cilegon. Jadi itu peta bahaya yang disusun duluan dengan skenario terburuk," kata Dwikorita saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu.

Potensi Tsunami 8 Meter Saat Nataru di Cilegon

Dia memastikan, pernyataan informasi potensi tsunami 8 meter di Cilegon itu sebagai upaya mitigasi dari BMKG terhadap potensi tsunami di Indonesia. Ia juga menuturkan, tidak ada satu orangpun yang tahu kapan tsunami itu datang. "Ya kita enggak tahu kapan terjadinya, tapi ada potensi," lanjut dia.

Baca Juga: Kepala BMKG: Ada potensi tsunami setinggi 8 meter di Selat Sunda

Dwikorita kemudian menjelaskan bahwa sejumlah daerah pantai di Indonesia memang rawan tsunami. Seperti di antaranya, pantai barat Sumatera yakni dari Aceh sampai Lampung. "Terus Selat Sunda, terus panti Selatan, pantai Selatan Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, sampai pantai Selatan Papua itu kan Samudera Hindia itu rawan tsunami," tuturnya.

Selain itu, Samudra Pasifik, Selat Makassar juga disebut rawan tsunami. Menurutnya, sejumlah daerah itu sudah diketahui publik merupakan rawan terjadi potensi tsunami. "Jadi seperti itu hal yang sudah banyak diketahui saya rasa, sudah terlalu sering kita sampaikan juga," katanya.

Terkait skenario terburuk potensi tsunami di Cilegon, Dwikorita menjelaskan bahwa hal itu dapat diartikan bisa terjadi atau pun tidak. Ia mengungkapkan bahwa mitigasi adalah sifatnya menjaga.

"Kalau seandainya skenario terburuk terjadi sudah disiapkan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya korban dan kerusakan yang dahsyat, sudah ada latihan-latihan juga di daerah Cilegon itu," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, Dwikorita mengungkapkan potensi tsunami setinggi hingga 8 meter terjadi misalnya di Cilegon, Banten. Hal itu diungkapkannya dalam raker Komisi V DPR, Rabu. "Kami juga berikan informasi tentang gempa dan tsunami, seperti contohnya kami berikan informasi zona yang rawan tsunami misalnya di Cilegon Banten, itu juga tempat wisata di Selat Sunda dapat berpotensi skenario terburuk mengalami tsunami dengan ketinggian hingga 8 meter," kata Dwikorita.

Jadi, potensi tsunami bisa saja terjadi di Cilegon maupun daerah lain yang berada di sekitar Samudera Hindia. Namun, bukan berarti tsunami akan terjadi. Karena, seperti gempa bumi, tsunami juga tidak bisa diketahui kapan akan terjadi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luruskan Pernyataan soal Tsunami 8 Meter di Cilegon, Kepala BMKG: Itu Peta Bahaya",


Penulis : Nicholas Ryan Aditya
Editor : Diamanty Meiliana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×