Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi
Namun demikian, Sri mengatakan nantinya belanja modal diperkirakan akan mengalami perlambatan. Ini karena, akan ada banyak pemotongan atau pengubahan kontrak dari awalnya single year menjadi multi years.
Hal ini, kata Sri, sejalan dengan adanya prioritas belanja yang lebih ditujukan kepada kesehatan, bantuan sosial (bansos), dan pemulihan ekonomi akibat dari wabah virus corona.
Baca Juga: Kemenkeu prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2020 sebesar 4,52% - 4,68%
Terakhir, Kemenkeu mencatat belanja bantuan sosial (bansos) sampai dengan Maret 2020 sebesar Rp 47,2 triliun atau mengalami kenaikan 27,6% dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 37 triliun. Realisasi belanja bansos ini setara dengan 45,6% dari pagu APBN 2020 sebesar Rp 103 triliun.
Selanjutnya, untuk belanja non-K/L sampai dengan Maret 2020, pemerintah telah membelanjakan sebesar Rp 134,9 triliun atau 17,4% dari pagu APBN 2020 senilai Rp 773,9 triliun. Belanja non-K/L pada periode ini tumbuh sebesar 2,2% dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 132 triliun.
Belanja non-K/L ini ditunjang oleh pembayaran bunga utang yang mencapai Rp 73,8 triliun atau 25% dari alokasi APBN 2020 sebesar Rp 295,2 triliun.
Baca Juga: Sri Mulyani perluas insentif pajak, tapi Industri pers tidak termasuk
"Pembayaran bunga utang ini tumbuh 4,6% untuk subsidi, karena harga minyak menurun maka akan mengalami penurunan untuk pembayaran subsidi, baik listrik maupun minyak kita," kata Sri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News