Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2020 berada di level 4,52%-4,68%. Prediksi tersebut, lebih rendah dari realisasi pertumbuhan ekonomi di periode sama tahun 2019 yakni 5,07%.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dampak corona virus corona atau covid-19 menjadi pukulan berat bagi perekonomian Indonesia, khususnya pada rentang akhir Februari sampai Maret 2020.
Padahal akhir tahun lalu sampai awal tahun ini, optimisme perekonomian dalam negeri bakal membaik karena Amerika Serikat (AS) dan China semakin menunjukan tanda-tanda kesepakatan dagang.
Baca Juga: Defisit anggaran menipis 0,45%, tersokong setoran dividen bank-bank BUMN
Nyatanya, lambat-laun dampak Covid-19 merambah ke berbagai sektor seperti manufaktur.
“Saat ada Covid-19 ini awalnya hanya terasa di sektor pariwisata dan perdagangan karena mitra dagang Indonesia (China) aktivitas ekonominya sudah lebih dahulu terganggu. Tapi, ini merembet kemana-mana,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN, Jumat (17/4).
Di sisi lain, Sri Mulyani melihat dari sisi purchasing managers index (PMI) global terjadi penurunan tajam pada sektor manufaktur dan jasa di hampir seluruh negara.
”PMI Chinaturun tajam justru Januari-Februari karena mereka terjangkit terlebih dahulu dan sekarang bahkan sudah recover. Jadi ini masalah timing dan kemampuannya untuk recovery,” ujar Menkeu
Ke depan, Sri Mulyani menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih banyak tantangan mengingat ekonomi global diprediksi kontraksi. Tingkat ketidakpastian yang tinggi menunjukan masih adanya risiko downside pada proyeksi. Terlebih perlambatan ekonomi terjadi secara luar termasuk pada mitra dagang utama Indonesia.
Baca Juga: Imbas Corona, Ekonomi Cina Alami Kuartal Terburuk sejak 1992