Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 diperkirakan mengalami perlambatan, seiring belum optimalnya realisasi belanja negara yang seharusnya menjadi stimulus utama bagi perekonomian.
Hingga Maret 2025, realisasi belanja negara tercatat sebesar Rp 620,3 triliun, hanya tumbuh 1,37% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Perlambatan ini terutama disebabkan oleh turunnya belanja pemerintah pusat sebesar 3,37% yoy menjadi Rp 413,2 triliun. Kontraksi tersebut dipicu oleh penurunan belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar 11,75% yoy menjadi Rp 217,1 triliun.
Baca Juga: Awan Gelap Memayungi Indonesia, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I Diprediksi di Bawah 5%
Peneliti dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Badiul Hadi, menilai rendahnya realisasi belanja negara memberi tekanan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025.
"Ketika belanja melambat, otomatis roda ekonomi sektor terkait ikut bergerak lambat. Minimnya realisasi belanja menunjukkan bahwa pemerintah belum optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Badiul kepada Kontan, Senin (28/4).
Badiul menyoroti bahwa belanja pemerintah, khususnya belanja K/L, selama ini berperan penting sebagai penggerak utama aktivitas ekonomi melalui proyek pembangunan serta pengadaan barang dan jasa.
Baca Juga: AAJI Proyeksikan Pendapatan Premi Asuransi Jiwa akan Tetap Tumbuh pada Kuartal I-2025
Ia menyayangkan lambatnya realisasi belanja di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK), serta kenaikan harga bahan pokok akibat tekanan pasar domestik dan global.
Menurutnya, belanja pemerintah sangat krusial untuk menjaga daya beli masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan menggerakkan sektor riil.
Berdasarkan pengamatannya, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 diperkirakan hanya akan berada di kisaran 4,5% hingga 4,75%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kuartal IV-2024 yang mencapai 5,02%.
Sebelumnya, proyeksi awal pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 berada di kisaran 4,5% hingga 5,0%.
"Sementara jika melihat data per Maret 2025, realisasi belanja pemerintah hanya tumbuh 1,37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini mencakup belanja K/L dan transfer ke daerah (TKD), yang artinya belum memberikan dorongan kuat bagi perekonomian," jelas Badiul.
Baca Juga: Faktor Musiman dan Stimulus Fiskal Jadi Katalisator Ekonomi Kuartal I-2025
Meskipun realisasi TKD hingga Maret 2025 mencapai Rp 207,1 triliun atau meningkat 11,01% yoy, Badiul menilai dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi belum terasa cepat.
Hal ini disebabkan karena pemerintah daerah membutuhkan waktu untuk merencanakan dan merealisasikan penggunaan anggaran.
Badiul menambahkan, tanpa dukungan kuat dari sektor lain seperti konsumsi rumah tangga, ekspor, atau investasi swasta, pertumbuhan ekonomi pada awal tahun ini kemungkinan besar tidak akan mampu mencapai target 5,2% sebagaimana ditetapkan dalam APBN 2025.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya percepatan realisasi belanja negara untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah, menurutnya, perlu mempercepat pengeluaran anggaran, terutama pada pos-pos yang berdampak langsung kepada masyarakat seperti pembangunan infrastruktur, bantuan sosial, dan proyek padat karya.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2025 Diramal Melambat, Imbas Faktor Domestik dan Global
"Pemda juga perlu didorong untuk segera menggunakan anggaran yang sudah ditransfer agar manfaatnya cepat dirasakan oleh masyarakat," tambahnya.
Selain percepatan, Badiul juga mengingatkan pentingnya efektivitas belanja negara.
Ia menegaskan bahwa belanja tidak hanya harus cepat, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembukaan lapangan kerja dan penguatan daya beli masyarakat.
"Transparansi dan akuntabilitas juga menjadi sangat penting, agar setiap rupiah uang negara yang dibelanjakan bisa dipertanggungjawabkan dengan baik dan benar," tandasnya.
Selanjutnya: 5 Tanda Asam Urat Tinggi yang Dapat Dilihat dan Dirasakan di Pagi Hari, Apa Saja?
Menarik Dibaca: 10 Makanan yang Menyebabkan Kolesterol Tinggi dan Sebaiknya Dibatasi Konsumsinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News