kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,16   3,41   0.38%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belanja kampanye Pileg DKI capai Rp 200 miliar


Senin, 31 Maret 2014 / 19:12 WIB
Belanja kampanye Pileg DKI capai Rp 200 miliar
Area produksi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR). Meneropong Prospek Saham Adaro Minerals (ADMR) di Tengah Koreksi Harga Batubara


Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Belanja Pemilu Legislaif (Pileg) 2014 di DKI Jakarta diperkirakan mencapai Rp 200 miliar. Asumsi tersebut diambil dari jumlah caleg DPR RI, DPD dan DPRD DKI Jakarta sebanyak 1.554 orang.

Kursi pencalonan DPRD DKI dibagi ke dalam 10 daerah pemilihan yakni DKI 1 (Jakarta Pusat) dengan kuota 12 kursi, DKI 2 dan 3 (Kepulauan Seribu dan Jakarta Utara) dengan kuota 18 kursi,DKI 4, 5, dan 6 (Jakarta Timur) dengan kuota 30 kursi,  DKI 7 dan 8 (Jakarta Selatan) dengan alokasi kursi 22 kursi dan DKI 9 dan 10 (Jakarta Barat) dengan kuota 24 kursi.

Jumlah kursi yang diperebutkan 106 dengan total jumlah caleg 1.267 dari 12 parpol. Sedangkan untuk DPR RI dibagi dalam 3 dapil dengan jumlah kursi yang diperebutkan 21 kursi dengan jumlah Caleg 252 orang dan DPD RI di ikuti 35 calon dengan alokasi 4 kursi.

Jika caleg DPR RI mengeluarkan belanja kampanye rata rata Rp 250 juta, caleg DPD RI sebesar Rp 150 juta dan caleg DPRD DKI disamaratakan Rp 100 juta maka total belanja sudah mencapai Rp 194,95 miliar. Angka ini hitung-hitungan paling rendah karena pengeluaran masing masing caleg berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuan.

Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta mengatakan, prediksi sementara setiap caleg paling sedikit mengeluarkan biaya kampanye Rp 25 juta dan paling tinggi mencapai Rp 2 miliar-Rp 3 miliar.

Belanja kampanye para caleg antara lain kartu nama, contoh surat suara, baliho, spanduk, kaos, stiker, iklan di koran dan radio, layanan pesan singkat sms dan berbagai suvenir. Sedangkan biaya operasional seperti biaya konsumsi, bantuan spontanitas, biaya operasional tim relawan atau tim sukses serta operasional saksi dan mobilisasi massa.

"Dibanding dengan pemilu lima tahun lalu, belanja pemilu tahun ini diperkirakan menurun, hal ini di buktikan dengan pengakuan para pelaku UKM yang memproduksi atribut kampanye dimana omzet mereka mengalami menurun hingga 50%," kata Sarman dalam siaran persnya, Senin (31/3).

Hal ini disebabkan strategi komunikasi di perkotaan seperti Jakarta yang cenderung menggunakan media elektronik dan internet untuk mensosialisasikan diri sehingga penggunaan media kampanye konvensional seperti pamasangan spanduk, baliho, stiker, kaos, dan lain-lain tidak semarak lima tahun lalu.

Kemudian para caleg sudah lebih banyak blusukan ke masyarakat dengan mengunjungi berbagai kelompok masyarakat, mengadakan dialog dan memberikan bantuan sponatanitas. Bantuan spontanitas dan konsumsi ini merupakan pengeluaran para caleg yang paling besar.

Dengan adanya belanja caleg ini mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan I  dan II tahun 2004 dikisaran 5,9%-6,3% dan juga ditopang membaiknya konsumsi dan meningkatnya permintaan eskpor dari negara mitra dagang Jakarta.

BI mencatat perekonomian Jakarta pada triwulan IV 2013 tumbuh sebesar 5,6%, atau jauh melambat dibandingkan dengan triwulan III 2013 yang mencapai 6,2%. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV 2013 bersumber dari sektor-sektor utama yaitu perdagangan, hotel dan restoran (PHR), sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa keuangan, real estate dan jasa perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×