kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bebas dari Jebakan Middle Income, Ekonomi Indonesia Harus Tumbuh 6%


Kamis, 21 April 2022 / 17:05 WIB
Bebas dari Jebakan Middle Income, Ekonomi Indonesia Harus Tumbuh 6%
ILUSTRASI. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. Bebas Dari Jebakan Middle Income, Ekonomi Indonesia Harus Tumbuh 6%.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia perlu mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6% untuk jangka menengah agar Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah (middle income trap).

“Kami memperkirakan idealnya di atas 6%, ini cara kita keluar dari jebakan middle income trap,” ujar Suahasil dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2022, Kamis (21/4).

Suahasil mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tertekan akibat pandemi Covid-19 dan efek perang Rusia dan Ukraina membuat Indonesia perlu untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi agar bebas dari middle income trap.

Sebelumnya, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini mencapai 5,1% hingga 5,2%. Kemudian pada tahun 2023, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3% hingga 5,9%.

Baca Juga: Kenaikan Bunga The Fed Membuat Sejumlah Negara Berkembang Terancam Gagal Bayar Utang

Seperti yang diungkapkan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Manoarfa, target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berada pada kisaran 5,3% hingga 5,9%. Target tersebut merupakan upaya Indonesia lepas dari Middle Income Trap pada 2045.

Berdasarkan World Economic Outlook International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diproyeksikan sebesar 5,4% dan pada 2023 sebesar 6%. Adapun Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 sebesar 5,1% dan pada 2023 sebesar 5,3%.

Ia menilai bahwa pemulihan ekonomi saat ini akan mendorong perekonomian Indonesia pada tahun lalu yang tertekan akibat pandemi Covid-19. Namun, menurutnya pemulihan tersebut harus tetap sehat, terutama dari segi fiskal.

“Dalam kondisi ini, pertumbuhan ekonomi akan mendorong Indonesia, tetapi dari sisi fiskal harus tetap fleksibel dan hati-hati serta harus tetap memposisikan fiskal sebagai shock absorder,” tandasnya.

Baca Juga: G20 Dorong Bank Sentral untuk Membuat Kebijakan Terkalibrasi dan Terencana Baik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×