Reporter: Fuad Hafid, Dadan MR | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Hari ini (19/2) adalah batas akhir pendaftaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Hingga kemarin (18/3), baru tiga duet yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta.
Ketiga pasangan calon orang nomor satu dan dua DKI Jakarta itu: Faisal Basri-Biem Benyamin serta pasangan Hendardji Supandji-Ahmad Riza, keduanya dari jalur independen, dan Alex Noordin-Nono Sampono, yang diusung koalisi Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Damai Sejahtera (PDS).
Kemarin, Alex-Nono mendaftarkan diri ke KPUD. "Kalau kami mendaftar di sini, berarti sudah siap lahir batin bertarung di bursa Pemilukada Jakarta tahun ini," tegas Alex yang datang bersama ratusan pendukungnya.
Bursa gubernur dan wakil gubernur Jakarta bakal makin ramai, setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menggandeng Partai Gerindra mengusung Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon DKI 1. Tapi, mereka belum menunjuk pendamping Jokowi yang kini menjabat Walikota Solo.
Hanya kabarnya, PDIP dan Gerindra akan menyandingkan Jokowi dengan Adang Ruchiatna, Boy Sadikin, atau Basuki T. Purnama alias Ahok, politikus Golkar dan bekas Bupati Belitung Timur.
Keputusan PDIP mengusung Jokowi ini sekaligus membuyarkan rencana PDIP berkoalisi dengan Partai Demokrat. Tadinya, kedua partai tersebut ingin menduetkan Fauzi Bowo dengan Adang Ruchiatna.
Wakil Ketua PDIP Jakarta Boy Bernardi Sadikin mengungkapkan, akar rumput tidak menginginkan Foke, panggilan akrab Fauzi Bowo. "Apa kata dunia kalau kami berkoalisi dengan Demokrat," tegas dia. Rencananya, PDIP akan mengumumkan jago mereka Senin ini sebelum mendaftar ke KPUD Jakarta.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga akan mengumumkan calon mereka hari ini sebelum mendaftarkannya ke KPUD. "Saat ini, masih mencari pasangan yang ideal," ungkap Yudi Widiana Adia, Wakil Ketua PKS.
PKS sejak awal mengusung Tri Wisaksana alias Bang Sani sebagai calon gubernur. Namun, siapa yang akan menjadi pendampinya, sampai saat ini masih digodok. "Kemungkinan dari partai lain untuk menambah suara," ujar Yudi yang juga anggota DPR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News