kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Bappenas: Tantangan menuju transformasi ekonomi digital masih besar


Kamis, 15 Agustus 2019 / 17:02 WIB
Bappenas: Tantangan menuju transformasi ekonomi digital masih besar
ILUSTRASI. Potensi Ekonomi Digital


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

Selain itu, tantangan dari sisi SDM juga besar. Teguh mengatakan, pendidikan di Indonesia masih lebih banyak menghasilkan programmer kelas “hacker” ketimbang programmer yang dapat mendukung layanan jasa (internet of things), serta yang memahami manajemen dan bisnis. 

Baca Juga: Walau Pasar Beda, Kompetisi Tetap Sengit

Begitu juga dengan tantangan logistik terkait masih terbatasnya konektivitas antara desa dan kota, tantangan perlindungan data pribadi dan keamanan siber, hingga tantangan terkait kebijakan fiskal untuk bisnis digital. 

“Tantangan persiapan SDM juga terkait dengan potensi munculnya pekerjaan baru, maupun berkurangnya lapangan kerja akibat otomasi yang diperkirakan akan mencapai 51,8% dalam lima tahun ke depan,” kata Teguh. 

Berdasarkan sektor, potensi otomasi bisa terjadi pada tenaga kerja nelayan, pekerja kerajinan, penjahit, operator mesin, las, dan pematerian, salesman, pedagang eceran, kasir, petugas tiket, hingga karyawan administrasi dan petugas gudang. 

Di sisi lain, Bappenas mengutip hail kajian Google dan Temasek yang memproyeksi bahwa, kontribusi ekonomi digital akan mencapai 3,1% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia atau US$ 3,6 miliar pada 2024. 

Baca Juga: Analis: Startup Go-Jek dapat menjadi pemimpin transformasi revolusi industri 4.0

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×