Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto melakukan groundbreaking (peletakan batu pertama) proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi konsorsium Antam-IBC-CBL. Adapun nilai investasi proyek ini sekitar US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 100 triliun.
Prabowo mengaku biasanya jarang menghadiri proyek groundbreaking proyek ini. Namun, kali ini dirinya hadir karena momen ini dinilai bersejarah dan punya nilai strategis.
Prabowo menyebut, proyek ini dimulai saat kepemimpinan Presiden ke-7 Joko Widodo sekitar 4 tahun lalu.
"Groundbreaking ini bukti keseriusan dan kerja sama dengan mitra kita dari Tiongkok," ujar Prabowo saat peresmian, Minggu (29/6).
Baca Juga: Penjualan Mobil Listrik Tembus 53.650 unit per Mei 2025, Mobil Baterai Terbesar
Seperti diketahui, proyek ekosistem industri baterai listrik terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL merupakan pengembangan industri dari hulu ke hilir yang terdiri dari 6 (enam) proyek secara terintegrasi yang dikembangkan bersama antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL, Brunp, Lygend (CBL).
Dimana 5 (lima) proyek dikembangkan di Kawasan FHT Halmahera Timur dan 1 (satu) proyek dikembangkan di Karawang.
Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar US$ 5,9 miliar dan mencakup area seluas 3.023 hektar serta mampu menyerap 8.000 tenaga kerja langsung, pertumbuhan ekonomi lokal, dan 18 proyek infrastruktur dermaga multifungsi.
Proyek ini disebut mengedepankan prinsip pembangunan terintegrasi dan ramah lingkungan, didukung oleh pasokan energi dari kombinasi pembangkit seperti PLTU 2×150 MW, PLTG 80 MW, pembangkit dari waste heat 30 MW, serta pembangkit tenaga surya sebesar 172 MWp.
Ini menjadikan FHT sebagai kawasan industri strategis dengan pendekatan keberlanjutan dan efisiensi tinggi. Sementara pabrik baterai yang berlokasi di Karawang akan turut mengimplementasikan pembangkit tenaga surya sebesar 24 MWp.
Baca Juga: Indonesia Bidik Lima Besar Produsen Baterai Listrik
Proyek pembangunan pabrik baterai Lithium-ion dengan kapasitas tahap 1 sebesar 6,9 GWh merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Konsorsium CATL, Brunp dan Lygned (CBL) yang merupakan anak Perusahaan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) yakni perusahaan baterai asal Tiongkok.
Perusahaan patungan tersebut yaitu PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB), yang nantinya akan memasok kebutuhan baterai untuk produsen kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dan Battery Energy Storage, yang merupakan bagian dari Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi (Grand Package PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM)-IBC-CBL).
Selanjutnya: Bitcoin Kokoh di Tengah Ketegangan Global, Ini Penyebabnya
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 30 Juni-1 Juli, Provinsi Ini Siaga Hujan Sangat Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News