kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bappenas optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 5,2%


Senin, 12 November 2018 / 15:30 WIB
Bappenas optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 5,2%
ILUSTRASI. Aktivitas pelabuhan petikemas Tanjung Priok


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - DEPOK. Kementerian Pembangunan dan Perencanaan Nasional/Bappenas optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini masih bisa mencapai 5,2% meski menghadapi berbagai tekanan dari eksternal.

Staf Ahli Bappenas Bambang Priambodo mengatakan, optimisme tersebut muncul karena daya beli hingga pertumbuhan investasi masih tergolong baik. "Kami melihat confident-nya kuat. Memang ada permintaan impor yang besar, tapi dari sisi daya beli dan dari investasi meskipun ada angka melambat dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), tetapi kepercayaannya terus tumbuh," ujar Bambang, Senin (12/11).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2018 sebesar 5,17%. Pertumbuhan ekonomi di kuartal III ini melambat dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,27%. Ia yakin di kuartal IV ini perekonomian lebih baik dibandingkan kuartal III.

Bambang mengakui, meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi tantangan terbesar Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Apalagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir hanya berkisar 5%.

Pertumbuhan ekonomi yang stagnan ini dikarenakan produktivitas yang rendah, bahkan lebih rendah dibandingkan negara tetangga. Malah, setelah krisis ekonomi Asia, produktivitas Indonesia tak meningkat secepat negara lainnya.

Produktivitas yang rendah ini pun dikenarenakan masalah transformasi struktural. Lebih dari 30% pekerja bekerja di sektor agribisnis, sementara andil industri manufaktur terus menunjukkan penurunan.

Bambang pun menerangkan, beberapa penyebab masalah transformasi struktural ini karena tidak banyak investasi yang bekualitas. Investasi di bidang mesin dan peralatan, juga foreign direct investment (FDI) masih rendah, ditambah lagi investasi di sumber daya manusia masih sangat kurang.

Menurut Bambang, Indonesia perlu meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga mendekati 6% bila ingin memiliki ekonomi berpenghasilkan tinggi dalam dua dekade mendatang. Reformasi kebijakan pun perlu dilakukan untuk bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×