Reporter: Aurelia Lucretie | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menyoroti kondisi harga pangan global yang belakangan ini mulai menunjukkan tren eskalasi diiringi pelemahan nominal kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Maka, dia mendorong adanya peningkatan produksi pangan pokok strategis yang bersumber dari dalam negeri.
"Kita harus fokus ke produksi dalam negeri. Ini waktunya kita lakukan peningkatan produksi. Apalagi kurs dollar saat ini sedang tinggi, di atas Rp 16.400 per dolar AS. Kita sangat ingin efek ekonomi dari importasi tidak hanya di negara mitra melulu, tapi kembali lagi ke Indonesia,” ujar Arief dalam keterangannya, Senin (25/6).
Menurut Arief, memungkinkan untuk menanam 1 juta hektare padi tiap bulannya. Dengan ekuivalen 2,5 juta beras, Arief yakin cadangan pangan Indonesia aman.
"Kemudian ditambah ekstensifikasi, ini tentunya perlu infrastruktur teknologi pertanian. Di pasca panen juga perlu disiapkan. Meningkatkan produksi itu sangat bisa,” kata Arief.
Baca Juga: Harga Beras Diprediksi Masih akan Ada di Atas HET Dua Bulan ke Depan
Dia tidak menepis adanya ancaman kekurangan air yang dapat mengganggu pertanian. Namun, pemerintah tengah secara bertahap menyiapkan 61 waduk dan embung demi pastikan air selalu ada diiringi dengan normalisasi saluran air.
Walaupun begitu, dia yakin jika peningkatan produksi dalam negeri berhasil diterapkan, pasti Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) semakin kuat. Sebab, jumlah stok CPP harus terus mampu memenuhi berbagai program intervensi pemerintah ke pasar dan masyarakat.
Menurutnya, penting untuk memastikan lahan pertanian terlindung dari alih fungsi lahan.
"Kalau perlu koordinat lokasi lahan mana yang produktif untuk padi, mana untuk jagung. Lalu mana yang tidak produktif, mana lahan yang pasar surut. Itu dari sisi lahan saja dan dilakukan proteksi, jangan ada alih lahan. Jadi lahan yang produktif bisa di-secured,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News