kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak yang naik harga, inflasi Oktober stabil


Jumat, 14 Oktober 2016 / 10:32 WIB
Banyak yang naik harga, inflasi Oktober stabil


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Tekanan inflasi pada Oktober 2016 diperkirakan tetap stabil. Meskipun, ada kenaikan tarif jalan tol dan tarif dasar listrik untuk 12 golongan pelanggan pada Oktober 2016.

Selain PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menaikkan tarif listrik sebesar Rp 1-Rp 2 per Kilowatt hour (kWh), Oktober ini pemerintah juga menaikkan tarif ruas tol. Ada tiga ruas tol yang mengalami kenaikan tarif bulan ini, ruas tol Prof Dr Ir Sedyatmo, ruas tol Jakarta-Cikampek, dan jalan tol Kertosono-Mojokerto seksi I.

Selain itu, curah hujan yang tinggi di bulan ini juga dikhawatirkan menganggu distribusi pangan dan komoditas hortikultura. Hal ini berpotensi menimbulkan peningkatan harga komoditas pangan. Walau begitu, Bank Indonesia (BI) dan sejumlah ekonomi masih yakin inflasi bulan ini masih dalam tren rendah.

Kepala Divisi Assessment Inflasi BI Rizki E Wimanda bilang, hasil survei harga mingguan BI menujukkan, inflasi pekan pertama Oktober 2016 masih tipis. "Pekan pertama Oktober tercatat inflasi 0,02% (mtm)," katanya ke KONTAN, Rabu (12/8).

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual juga bilang, secara musiman bulan Oktober adalah bulan dengan inflasi rendah. Pada Oktober tahun lalu saja, IHK mencatatkan deflasi sebesar 0,08%. Oleh karena itu menurutnya, beberapa gangguan yang terjadi pada bulan ini, tidak berdampak signifikan ke inflasi.

Menurutnya, kenaikan tarif listrik hanya Rp 1-Rp 2 per kWh. Begitu juga dengan kenaikan tarif tol yang terjadi di beberapa ruas saja. Kenaikan tarif kereta juga tidak berpengaruh signifikan terhadap inflasi. "Yang signifikan terhadap inflasi adalah kenaikan harga BBM," kata David.

Selain itu beberapa daerah yang terkena bencana banjir bukan penghasil pangan utama. Curah hujan yang lebih tinggi di bulan ini justru membantu produksi padi sehingga hasil panen lebih tinggi.

David memproyeksikan, inflasi rendah kembali berlanjut pada bulan ini setelah inflasi September lalu tercatat 0,22%. Ia bilang, inflasi bulan ini maksimal mencapai 0,2%.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede bilang, secara tren, Oktober biasanya mencatatkan deflasi atau inflasi kecil. Kenaikan tarif dasar listrik hanya terjadi pada 12 golongan atau 20% dari pelanggan PLN. Tak hanya itu, kenaikan tarif tol juga hanya terjadi pada sedikit ruas tol.

Namun Josua melihat potensi inflasi dari kenaikan harga pangan, terutama untuk komoditas cabai. Sebab curah hujan yang tinggi dan banjir di beberapa daerah yang mengganggu distribusi pangan. "Inflasi bulanan Oktober diperkirakan maksimal sekitar 0,1% atau 3,26% year on year," kata Josua.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×