kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Oktober diproyeksi maksimal 0,22%


Kamis, 13 Oktober 2016 / 19:57 WIB
Inflasi Oktober diproyeksi maksimal 0,22%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Sejumlah harga mengalami peningkatan di bulan ini. Namun demikian, indeks harga konsumen (IHK) diperkirakan akan mencatat inflasi rendah.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, secara musiman, bulan Oktober, merupakan bulan dengan inflasi yang rendah. Oktober tahun lalu saja, IHK mencatatkan deflasi sebesar 0,08%.

Menurutnya, beberapa gangguan yang terjadi pada bulan ini, tidak berdampak signifikan terhadap inflasi. Menurutnya, kenaikan tarif listrik hanya Rp 1-Rp 2 per kWh. Begitu juga dengan kenaikan tarif tol yang hanya terjadi di beberapa ruas. Kenaikan tarif kereta juga tidak berpengaruh signifikan terhadap inflasi.

"Yang signifikan terhadap inflasi adalah kenaikan harga BBM," kata David.

Lanjutnya, beberapa daerah yang terkena bencana banjir bukan penghasil pangan utama. Curah hujan yang lebih tinggi di bulan ini justru membantu produksi padi sehingga hasil panen lebih tinggi.

David memproyeksi, inflasi rendah kembali berlanjut pada bulan ini setelah September lalu tercatat inflasi 0,22%. Ia bilang, inflasi bulan Oktober maksimal mencapai 0,2%.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga mengatakan, secara tren, Oktober biasanya mencatatkan deflasi atau inflasi kecil. Meski demikian, ia melihat adanya potensi inflasi dari kenaikan harga pangan, terutama untuk komoditas cabai, akibat curah hujan yang tinggi dan banjir di beberapa daerah yang mengganggu distribusi pangan.

"Oleh karena itu inflasi bulanan Oktober diperkirakan maksimal sekitar 0,1% atau 3,26% year on year," kata Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×