Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan cadangan devisa pada Maret 2022 akan stabil di kisaran US$ 141 hingga US$ 142 miliar. Perkiraan ini naik dari posisi cadangan devisa bulan sebelumnya yang sebesar US$ 141,4 miliar.
Josua mengatakan, perkiraan tersebut didorong oleh beberapa faktor, diantaranya, pada Maret investor asing mencatatkan net outflow sebesar US$ 2,28 miliar. Menurutnya, investor asing ini mencatatkan penurunan kepemilikan terhadap Surat Berharga negara (SBN) sebesar US$ 2,87 miliar, namun masih mencatatkan pembelian bersih di pasar saham sebesar US$ 0,58 miliar.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah juga cenderung bergerak sideways selama Maret di tengah terjadinya capital outflow, dan ditutup stabil di level Rp 14.369 per Dollar AS.
“Kami perkirakan laju penurunan dari cadangan devisa akan terbatasi mengingat potensi kinerja ekspor Indonesia yang masih solid pada bulan Maret sejalan dengan tren kenaikan harga komoditas global,” tuturnya kepada Kontan.co.id, Selasa (4/5).
Baca Juga: Analis Makroekonomi Bank Danamon Perkirakan Cadangan Devisa Maret 2022 Naik
Dari sisi harga komoditas sendiri, Josua bilang, harga komoditas utama ekspor Indonesia, seperti batubara dan Crude Palm Oil (CPO), secara rata-rata masing-masing naik 46% dan 15% di bulan Maret tahun ini.
Selain itu, mengingat bahwa Pemerintah telah menerbitkan global bond sebesar US$ 1,75miliar pada bulan Maret 2022 diperkirakan juga akan membatasi penurunan cadangan devisa pada bulan Maret yang lalu. Kemudian, dari kondisi outflow di pasar keuangan Indonesia, juga diimbangi oleh kenaikan ekspor serta penerbitan global bond.
“Dengan potensi cadangan devisa yang masih relatif tinggi tersebut, diperkirakan akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah pada kisaran Rp 14.300 sampai Rp 14.400 per dollar,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News