Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sudah menggelontorkan likuiditas melalui penempatan dana sebesar Rp 200 triliun ke bank-bank Himbara. Harapannya, dengan limpahan likuiditas tersebut kredit perbankan menggeliat.
Nyatanya,penyaluran kredit perbankan masih melambat. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengakui langkah pemerintah menginjeksi likuiditas melalui penempatan dana sebesar Rp 200 triliun ke bank-bank Himbara pada 12 September 2025 memang belum memberikan dampak signifikan ke kredit perbankan pada awal kuartal IV-2025.
Maka itu, Purbaya pun kembali menambah penempatan dana Rp 76 triliun pada 10 November 2025.
Baca Juga: Bos Djarum dan Eks Dirjen Pajak Dicekal Terkait Kasus Pajak, Purbaya Dukung Kejagung
Asal tahu saja, penyaluran kredit perbankan masih melambat pada Oktober 2025, yakni hanya tumbuh sebesar 7,36% secara tahunan (yoy), turun dari September yang tumbuh 7,70% yoy. Purbaya menyebut perlambatan ini turut dipengaruhi oleh moderasi pertumbuhan likuiditas di perbankan.
“Kita lihat kan tadinya base money naik, agak turun sedikit. Karena uangnya pertumbuhannya melambat juga, dari 13% turun ke 7%. Makanya saya injek lagi Rp 76 triliun tadi untuk mendorong lagi,” ujar Purbaya dalam konferensi pers APBN Kita Edisi November 2025, Kamis (20/11/2025).
Purbaya menyebut, fenomena pelemahan pertumbuhan kredit ini sudah terlihat sejak beberapa bulan terakhir. Meski demikian, Purbaya tetap optimistis tren kredit akan menguat kembali seiring perbaikan aktivitas ekonomi nasional.
“Kalau kita lihat, ekonomi sudah mulai kelihatan di mana-mana. Jadi harusnya ke depan akan semakin kuat pertumbuhannya. Tapi mayoritas likuiditas yang kita dorong sudah diserap, sudah dicairkan, tapi pertumbuhannya cuma segitu,” katanya.
Purbaya juga memberikan penjelasan mengenai proses penggandaan uang (money multiplier) yang terjadi ketika bank menyalurkan kredit. Menurutnya, dana yang dipinjam oleh nasabah pada akhirnya akan kembali masuk ke sistem perbankan, sehingga meningkatkan kapasitas bank untuk menyalurkan kredit berikutnya.
“Kalau orang pinjam uang di bank, dibelanjain kan. Uangnya taruh di mana lagi? Di bank. Itu namanya proses penciptaan penggandaan uang. Jadi uang enggak hilang, akan makin banyak, makin banyak,” jelasnya.
Baca Juga: Purbaya buka Suara Soal Kehadiran Wamenkeu pada Rapat Dewan Gubernur BI
Purbaya menambahkan, dana yang diterima perusahaan dari kredit pada umumnya disimpan kembali di perbankan, misalnya sebagai deposito, sehingga memperbesar likuiditas bank untuk penyaluran kredit lanjutan.
Dengan tambahan injeksi Rp 76 triliun pada 10 November yang dilakukan pemerintah, Purbaya memperkirakan dampak yang lebih kuat terhadap pertumbuhan kredit akan mulai terlihat pada Desember 2025, dan berpotensi mendekati dua digit pada Januari 2026.
“Desember nanti saya pikir sudah kelihatan impact-nya yang lebih signifikan dari uang yang saya injek kemarin. Januari mungkin mendekati double digit,” imbuhnya.
Selanjutnya: Rawan Tekanan, Begini Prediksi Rupiah di Pekan Depan
Menarik Dibaca: Hasil Australian Open 2025: 6 Wakil Indonesia ke Partai Puncak , 2 Gelar di Tangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













