kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

Kiwoom Research Proyeksi BI Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Bps di Mei 2025


Selasa, 20 Mei 2025 / 14:13 WIB
Kiwoom Research Proyeksi BI Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Bps di Mei 2025
ILUSTRASI. Kiwoom Research pun memproyeksi BI pangkas suku bunga 25 bps menjadi 5,5% pada Rabu (21/5).


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kiwoom Research memproyeksi, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) mendatang akan menjadi perhatian terkait potensi penurunan suku bunga acuan atawa BI Rate.

Kiwoom Research pun melihat BI berpotensi pangkas suku bunga 25 bps menjadi 5,5% pada Rabu (21/5). 

“Probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps ini bisa terus terbuka apabila penguatan rupiah dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed menguat secara konsisten dalam beberapa hari ke depan,” kata Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (20/5).

Asal tahu saja, saat ini, suku bunga acuan berada di level 5,75%. 

Liza juga melihat, dalam pandangan pesimis, BI juga bisa mempertahankan suku bunga demi menjaga perbedaan suku bunga, untuk stabilisasi rupiah serta menghindari tekanan outflow.

“Dalam konteks ini, BI kemungkinan besar akan mempertahankan kebijakan ketat sebagai perisai terhadap ketidakpastian global dan potensi lonjakan volatilitas pasar keuangan,” ujar Liza.

Baca Juga: Bank Permata: BI Diproyeksi Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,50% di Mei 2025

Sebaliknya, dalam pandangan optimistis, stabilitas rupiah yang relatif bisa terjaga dan berada di kisaran Rp16.435 per dolar Amerika Serikat (AS) memberi kesempatan bagi BI untuk melonggarkan kebijakan dengan hati-hati.

“Situasi serupa terjadi pada 17-18 September 2024, saat BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps dari 6,25% menjadi 6%,” ucap Liza.

Ini menunjukkan bahwa keputusan untuk melonggarkan kebijakan moneter bisa diambil jika kondisi mendukung.

Faktor global juga memberikan dampak yang signifikan dalam keputusan bank sentral selanjutnya.

Salah satunya adalah peringkat utang AS yang dipangkas Moody’s dari AAA menjadi Aa1 berpotensi meningkatkan minat untuk pelepasan aset berbasis dolar, yang bisa mendukung penguatan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

“Meskipun inflasi AS telah menurun, The Fed belum juga memangkas suku bunga,” kata Liza. Menandakan bahwa suku bunga riil dari AS tetap tinggi, sehingga membuka ruang untuk easing yang lebih cepat.

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri Proyeksi BI Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Bps Jadi 5,5% di Mei 2025

Tren kebijakan regional pun menjadi pertimbangan. Rapat bank sentral China (PBOC) diperkirakan menghasilkan pemangkasan China Loan Prime Rate sebesar 10 bps.

“Sentimen pelonggaran regional bisa memperkuat argumen bahwa Indonesia juga punya ruang untuk mulai menurunkan suku bunga,” jelas Liza.

Selanjutnya: Menkeu: Penyusunan Kerangka Ekonomi Makro 2026 Hadapi Tantangan Berat

Menarik Dibaca: OJK : Pengaturan Bunga Pinjaman Online Untuk Lindungi Konsumen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×