kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Bank Dunia: Kunci Peredam Inflasi Energi di Indonesia Adalah Subsidi Energi


Minggu, 02 Oktober 2022 / 17:23 WIB
Bank Dunia: Kunci Peredam Inflasi Energi di Indonesia Adalah Subsidi Energi
ILUSTRASI. Bank Dunia Ungkap Alasan Indonesia Masih Mampu Beri Subsidi di Tengah Peningkatan Harga Energi. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/wsj.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKATRA. Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan harga energi dan pangan melejit. Peningkatan harga energi dan pangan pun terlihat di banyak negara, termasuk Indonesia. 

Dalam laporan East Asia and The Pasific Economic Update edisi Oktober 2022, Bank Dunia melihat tren peningkatan harga pangan menjadi kontributor utama peningkatan inflasi di Indonesia. Dari Januari hingga Agustus 2022 pun, inflasi pangan bergejolak sudah tercatat 6,08% sejak awal tahun (YtD). 

Meski harga pangan naik cukup signifikan, harga energi di Indonesia masih bisa dijaga jauh dari harga keekonomian. Dengan demikian, inflasi dari energi pada beberapa waktu lalu masih belum mencuat. Bank Dunia melihat, kunci peredam inflasi energi di Indonesia adalah subsidi energi. 

Baca Juga: Bank Dunia: Bila Subsidi Energi Beralih ke Transfer Tunai RI Hemat Rp 107 Triliun

Tentu, menggelontorkan subsidi energi bukan perkara yang murah. Bahkan, nominal yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk memberi subsidi dan kompensasi energi pada tahun ini mencapai Rp 502 triliun, atau membengkak dari pagu awal yang sebesar Rp 152 triliun. 

Meski mahal, pemerintah Indonesia masih mampu memberi subsidi dan kompensasi energi. Bank Dunia mengatakan, ini karena Indonesia negara eksportir komoditas. 

Ya, di tengah pengeluaran yang membengkak, pendapatan Indonesia pun tambah tambun. Peningkatan harga komoditas unggulan ekspor Indonesia seperti batubara, minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), nikel, dan lain-lain bisa mengisi pundi-pundi negara yang terkuras. 

Sebenarnya tak hanya Indonesia yang bisa menekan harga energi di dalam negeri. Malaysia pun dinilai mampu memberikan subsidi energi karena berkah peningkatan harga komoditas ekspor andalannya. 

Baca Juga: BI Prediksi Perkirakan Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,5% pada Kuartal III

Namun, Bank Dunia tetap mewanti-wanti agar negara-negara berkembang tetap waspada. Pasalnya, meski peningkatan inflasi dalam negeri tetap terkendali, tetapi naiknya inflasi di level global memicu peningkatan suku bunga acuan. 

Pengetatan kebijakan moneter ini bisa menimbulkan kekhawatiran yang lebih luas, seperti kerentanan keuangan dan keberlanjutan pemulihan di negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Belum lagi terkait aliran modal asing yang hengkang dari pasar keuangan negara berkembang, bisa menyebabkan depresiasi mata uang. Depresiasi mata uang ini juga kemudian menimbulkan masalah inflasi, yaitu naiknya imported inflation

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×