kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

NEXT Indonesia Center Sebut Rp 81 Triliun Subsidi BBM Salah Sasaran ke Warga Kaya


Sabtu, 16 Agustus 2025 / 06:51 WIB
NEXT Indonesia Center Sebut Rp 81 Triliun Subsidi BBM Salah Sasaran ke Warga Kaya
ILUSTRASI. Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) subsidi pada sepeda motor di SPBU Pertamina, Jakarta, Senin (21/7/2025). Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terus memperkuat pengawasan distribusi BBM subsidi dan kompensasi agar makin tepat sasaran. Penguatan pengawasan tersebut salah satunya melalui kerja sama dengan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian ESDM. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. NEXT Indonesia Center menemukan mayoritas bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan kompensasi energi justru dinikmati masyarakat mampu, termasuk kelompok 20% terkaya di Indonesia.

Direktur Eksekutif NEXT Indonesia Center Christiantoko mengungkapkan, hasil analisis terhadap data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2024 menunjukkan terdapat potensi salah sasaran penyaluran Pertalite mencapai 1,4 miliar liter per bulan atau 78,93% dari total konsumsi rumah tangga nasional.

Baca Juga: Prabowo Naikkan Subsidi LPG 3 Kg 16,89%, Mulai 2026 Berbasis NIK

“Sebagian besar Pertalite dinikmati kelompok masyarakat desil 5–10, bahkan 20% keluarga terkaya (desil 9–10) menikmati rata-rata 39,99% konsumsi Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) itu,” ujar Christiantoko dalam keterangannya, Jumat (15/8/2025).

Pertalite memang tidak mendapatkan subsidi langsung, namun PT Pertamina (Persero) selaku distributor menerima kompensasi dari pemerintah untuk menutup selisih harga jual dan harga keekonomian. Pada 2024, total kompensasi yang diterima Pertamina mencapai US$ 6,4 miliar atau sekitar Rp 102,6 triliun.

Berdasarkan porsi konsumsi tersebut, NEXT Indonesia Center menghitung nilai kompensasi yang dinikmati 20% warga terkaya mencapai Rp 41 triliun. Secara kumulatif, potensi salah sasaran kompensasi Pertalite ke kelompok bukan miskin atau rentan miskin (desil 5–10) mencapai Rp 81 triliun.

Baca Juga: Sri Mulyani: Alokasi Subsidi Energi Tahun 2026 Mencapai Rp 210,1 Triliun

Kondisi serupa terjadi pada penyaluran LPG 3 kilogram bersubsidi. Potensi salah sasaran penyalurannya tercatat 67,41%, dengan konsumsi kelompok 20% terkaya mencapai 23,66% atau 97.900 ton per bulan. Potensi salah sasaran subsidi LPG 3 kg tersebut setara Rp 57,7 triliun.

Christiantoko menegaskan, temuan ini menunjukkan adanya inefisiensi dalam penyaluran subsidi dan kompensasi energi. “Masalah ini harus dituntaskan agar dana yang digelontorkan pemerintah tepat sasaran dan memberi manfaat maksimal bagi kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Selanjutnya: WhatsApp Anda Diretas? Begini Langkah untuk Memulihkannya!

Menarik Dibaca: Inilah Cara Minum Cuka Apel untuk Diet Tubuh, Bantu Turunkan Berat Badan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×