kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.412.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.645   2,00   0,01%
  • IDX 8.612   -5,26   -0,06%
  • KOMPAS100 1.185   -4,75   -0,40%
  • LQ45 849   -5,56   -0,65%
  • ISSI 307   1,40   0,46%
  • IDX30 438   -1,12   -0,26%
  • IDXHIDIV20 508   -0,68   -0,13%
  • IDX80 132   -0,67   -0,50%
  • IDXV30 139   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 139   -0,10   -0,07%

Banjir di Sumatra Berpotensi Pangkas Pertumbuhan Ekonomi hingga 0,12%


Rabu, 03 Desember 2025 / 18:57 WIB
Banjir di Sumatra Berpotensi Pangkas Pertumbuhan Ekonomi hingga 0,12%
ILUSTRASI. Warga menggunakan kabel baja yang untuk menyeberangi Sungai Juli pascaputusnya Jembatan Juli di jalan lintas Bireuen - Takengon, Aceh, Selasa (2/12/2025). Kabel baja yang didesain khusus relawan bencana menjadi sarana penghubung untuk memobilisasi warga dan barang sejak putusnya jembatan Juli pada 26 November 2025 akibat banjir luapan Sungai Peusangan. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/bar


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak bencana banjir yang terjadi di wilayah Sumatera dinilai turut berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mencatat, kontribusi Produk Domestik Regional Bruto dari tiga provinsi yang terdampak banjir yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mencapai 7,8% terhadap ekonomi nasional pada kuartal I hingga III 2025.

Ia menghitung, dampak banjir di wilayah Sumatera terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan berada pada kisaran -0,08% hingga -0,12%.

“Ya, per tiga kuartal 2025 dan kalau kita lihat dampak banjir di Sumatra ya terhadap PDB itu perkiranya antara minus 0,08% sampai dengan 0,12%,” tutur Andry dalam Mandiri Macro and Market Brief 4Q25, Rabu (3/12/2025).

Baca Juga: Bencana Terburuk Tahun Ini: Sumatra Porak-Poranda, Korban Tembus 600 Orang

Ia menjelaskan meski ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,1% pada 2025, karena menghadapi dampak bencana tersebut maka ada potensi perkiraan pertumbuhan ekonomi tersebut bisa turun.

Sebagai pembanding, merujuk pada gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah pada 2018 menimbulkan kerugian sekitar Rp 15 triliun hingga Rp 22 triliun. Sementara itu, gempa Lombok pada tahun yang sama diperkirakan menimbulkan kerugian sekitar Rp 5 triliun hingga Rp 7,7 triliun.

Sementara itu, berdasarkan estimasi awal dari data yang tersedia, ia menyebutkan bahwa banjir bandang di tiga provinsi baru-baru ini diperkirakan menimbulkan kerugian sekitar Rp 32,6 triliun.

Baca Juga: Bulog Bakal Salurkan 1.245 Ton Beras untuk Korban Banjir di Aceh dan Sumatra

“Tentu saja ini datanya terus berkembang, kalau kita lihat bagaimana kejadian yang terbesar terjadi di Aceh ya menyumbangkan sekitar separuhnya, sekitar 50% dari total economic loss,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Andry mengungkapkan, kontribusi inflasi Sumatera dan Aceh terhadap inflasi nasional hanya sekitar 7%, lebih rendah dibandingkan Jakarta dan Jawa Barat yang menyumbang 55%.

Menurutnya, apabila bantuan dapat segera disalurkan, terutama karena beberapa wilayah yang terdampak merupakan lumbung beras seperti Sumatra Barat, maka tekanan inflasi secara umum dapat ditekan.

Ia menyimpulkan bahwa dampak terhadap inflasi nasional kemungkinan tidak signifikan, namun terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, bencana tersebut berpotensi memberi pengaruh, setidaknya pada akhir tahun ini.

Baca Juga: OECD Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 5% pada 2025-2026, dan 5,1% pada 2027

Selanjutnya: BPJS Rilis 126 Juta Data Sampel!

Menarik Dibaca: Bisakah Kolesterol yang Tinggi Sebabkan Sakit Kepala? Ini Faktanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×