kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Awas, sampah plastik bakal meningkat selama masa PSBB di Jabodetabek


Minggu, 24 Mei 2020 / 07:05 WIB
Awas, sampah plastik bakal meningkat selama masa PSBB di Jabodetabek
ILUSTRASI. Sampah plastik berpotensi meningkat selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan work from home (WFH).


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah Jabodetabek turut menekan sejumlah sektor ekonomi. Di sisi lain, kebijakan dalam rangka menekan penyebaran virus corona (Covid-19) itu mendorong aktivitas belanja online dan layanan pesan antar (delivery).

Demikian hasil studi Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI terkait ‘Dampak PSBB dan WFH Terhadap Sampah Plastik di kawasan Jabodetabek’. Survei dilakukan melalui survei online pada 20 April-5 Mei 2020. Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas warga Jabodetabek melakukan belanja online yang cenderung meningkat.

Baca Juga: Survei LIPI: Sebanyak 41% pengusaha hanya mampu bertahan hingga Juli tahun ini

Semula warga hanya berbelanja sebanyak 1 hingga 5 kali dalam sebulan. Selama PSBB dan work from home (WFH), belanja online masyarakat menjadi 1 hingga 10 kali dalam sebulan.

Begitu pula dengan penggunaan layanan delivery makanan lewat jasa transportasi online. Padahal, 96% paket dibungkus dengan plastik yang tebal dan ditambah dengan bubble wrap.

Selotip, bungkus plastik, dan bubble wrap merupakan pembungkus berbahan plastik yang paling sering ditemukan. Bahkan di kawasan Jabodetabek, jumlah sampah plastik dari bungkus paket mengungguli jumlah sampah plastik dari kemasan yang dibeli.

Baca Juga: Agar hidup tenang beradaptasi dengan Covid-19, simak enam rekomendasi LIPI

Penelitian tersebut menunjukkan 60% responden mengakui bahwa penggunaan bungkus plastik tidak mengurangi risiko terpapar Covid-19. Hal ini sesuai penelitian bahwa virus Covid-19 dapat bertahan di permukaan plastik selama tiga hari, lebih lama dibandingkan permukaan lain seperti kardus atau stainless steel.

Data survei LIPI juga mengungkap tingkat kesadaran warga yang tinggi terhadap isu sampah plastik. Namun, kesadaran masyarakat belum dibarengi dengan aksi nyata.

“Hanya separuh dari warga yang memilah sampah untuk didaur ulang. Hal ini berpotensi meningkatkan sampah plastik dan menambah beban tempat pembuangan akhir selama PSBB/WFH,” ujar peneliti Pusat Penelitian Oseonografi LIPI, Intan Suci Nurhati, seperti dikutip lipi.go.id, Sabtu (23/5).

Intan mengajak setiap individu untuk melakukan aksi nyata dengan mengurangi sampah plastik selama PSBB/WFH.

Baca Juga: Survei LIPI: Pengangguran akan bertambah 25 juta orang dalam tiga bulan ke depan

Beberapa cara tersebut antara lain mendukung penjual dan produk tanpa pembungkus plastik, meminta penjual mengurangi pembungkus plastik, membeli barang dalam kemasan besar atau satukan bermacam daftar belanjaan dalam satu pembelian.

Kemudian memanfaatkan kembali pembungkus plastik setelah dibersihkan, pilah sampah plastik untuk daur ulang, membeli barang dari lokasi yang lebih dekat dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. “Mari kita bersama-sama mengurangi sampah plastik dalam berbelanja online,” pungkas Intan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×