kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Australia stop ekspor sapi, Komisi IV bersorak gembira


Kamis, 09 Juni 2011 / 14:28 WIB
Australia stop ekspor sapi, Komisi IV bersorak gembira
ILUSTRASI. Karyawan menunjukkan emas logam mulia di kantor Pegadaian Cabang Senen, Jakarta Pusat, Selasa (28/7/2020). Harga emas Antam di Pegadaian pagi ini Rp 1.068.000 per gram (3 September 2020). Tribunnews/Herudin


Reporter: Dwi Nur Oktaviani |

JAKARTA. Komisi IV mengapresiasi tindakan pemerintah Australia yang menghentikan ekspor sapi hidup ke Indonesia selama enam bulan. Bahkan, anggota Komisi IV, Viva Yoga Mauladi, berharap jika penghentian sapi bisa dilakukan seterusnya.

Sebab, hal itu bisa memacu pemerintah mengembangkan program swasembada daging dengan cara revolusi peternakan.

"Marilah kita terima dengan bacaan Alhamdulillah. Ini adalah momentum untuk mendorong swasembada. Makanya stop daging beku, stop daging impor dan stop sapi dari Australia," ujar Viva ketika rapat kerja dengan Menteri Pertanian, Suswono, Kamis (9/6).

Ia menyadari, selama ini sudah terlalu banyak impor sapi dari Australia. Namun, ia mengimbau jangan sampai, dengan adanya stop impor sapi, Indonesia malah melakukan impor daging sapi beku.

Lagipula, menurutnya, model konsumsi penduduk Indonesia tak melulu daging. Maka, stop impor tersebut tidak akan menjadi masalah besar bagi Indonesia.

"Makan daging sapi hanya mengejar status sosial seperti orang barat. Tidak makan daging sapi kan tidak apa-apa masih ada kelinci dan ayam," tutupnya.

Hal senada pun diutarakan anggota Komisi IV lainnya, Ibnu Multazam, yang menganggap kabar pemberhentian daging sapi merupakan anugerah. Menurut Ibnu Indonesia merupakan negara subur.

Makanya, ia mengimbau jika masyarakat tidak perlu takut kehilangan daging sapi. "Saya berterima kasih selama enam bulan impor sapi di-stop. Ini kabar yang sangat bagus kalau perlu sujud syukur. Stop selamanya juga tidak akan menjadi masalah," kata Ibnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×