kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.358   57,00   0,35%
  • IDX 7.287   95,00   1,32%
  • KOMPAS100 1.038   11,82   1,15%
  • LQ45 788   8,41   1,08%
  • ISSI 242   4,64   1,96%
  • IDX30 408   5,59   1,39%
  • IDXHIDIV20 466   2,70   0,58%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 118   0,01   0,01%
  • IDXQ30 130   1,58   1,23%

Apindo Harap Tarif Impor AS Bisa Lebih Rendah dari 19%


Kamis, 17 Juli 2025 / 18:42 WIB
Apindo Harap Tarif Impor AS Bisa Lebih Rendah dari 19%
ILUSTRASI. Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani bersama pengurus lainnya usai Laporan Outlook Ekonomi 2025 di Jakarta (19/12/2024).


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengapresiasi keberhasilan pemerintah dalam menurunkan tarif impor Amerika Serikat (AS) dari 32% menjadi 19%. 

Meski begitu, Ketua Umum Apindo, Shinta W Kamdani menilai ketetapan tarif 19% bisa menjadi lebih rendah agar produk Indonesia lebih perkasa di pasar AS. 

"Kami memandang bahwa kesepakatan 19% ini merupakan hasil negosiasi yang jauh lebih baik dibandingkan proposal tarif awal sebesar 32% dan mungkin saja masih ada ruang untuk bisa bernegosiasi menjadi lebih rendah lagi," katanya pada Kontan.co.id, Kamis (17/7). 

Shinta mengatakan saat ini tarif yang didapatkan Indonesia memang jadi yang terendah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Sebut saja, Thailand (36%), Laos (40%), Malaysia (25%) dan Vietnam (20%, dengan ketentuan tambahan untuk transhipment). 

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki ruang untuk menjaga daya saing ekspornya, terutama pada produk ekspor kita seperti tekstil, alas kaki, furniture, hingga perikanan yang memiliki ketergantungan cukup tinggi terhadap pasar Amerika Serikat.

Baca Juga: Tiga Jurus Apindo Hadapi Ancaman Tarif Trump

Namun demikian, saat ini sejumlah negara pesaing di kawasan masih dalam proses negosiasi dengan pemerintah AS. 

"Karena itu, kita perlu terus mencermati secara saksama posisi akhir kompetitor kita, yang bisa saja mengubah konstelasi persaingan kawasan dalam waktu dekat," tambahnya. 

Lebih lanjut, Shinta turut menanggapi kesepakatan dagang untuk meningkatkan impor sejumlah produk strategis dari Amerika Serikat. 

Menurut Shinta, hal ini tidak bisa dihindari karena sejumlah komoditas ini memang merupakan produk dan komoditas yang dibutuhkan bagi industri dalam negeri. 

"Seperti yang sudah kami rekomendasikan sebelumnya kepada pemerintah yaitu mendorong skenario mutually beneficial melalui peningkatan impor komoditas strategis dari AS, seperti kapas, jagung, produk dairy, kedelai, dan crude oil," ujarnya. 

Menurutnya juga, langkah ini dirancang untuk menjawab kekhawatiran AS soal defisit perdagangan dengan Indonesia. 

Di sisi lain, Apindo melihat, penghapusan tarif impor oleh Indonesia terhadap produk AS, secara umum sebagian besar produk tersebut saat ini memang sudah memiliki tarif rendah yakni 0-5%. 

Baca Juga: Tarif Impor AS Bikin Waswas, Apindo Desak Pemerintah Beri Keringanan Industri Tekstil

"Dalam hal ini kita akan melihat dan mendalami lagi dampaknya secara product by product dari hasil negosiasi yang ada," jelasnya. 

Dalam waktu dekat, APINDO akan mengkonsolidasikan para pelaku usaha ekspor di lapangan yang terdampak untuk melakukan review sektoral terhadap dampak update kebijakan tarif ini. 

Apindo juga menyiapkan berbagai usulan mitigasi kepada pemerintah untuk memastikan transisi dan adaptasi industri berjalan efektif, termasuk mendorong peningkatan ekspor ke pasar non-tradisional serta percepatan agenda deregulasi nasional.

"Kami juga terus berkomunikasi dengan pemerintah yang saat ini masih merampungkan detail teknis dari kesepakatan tersebut," jelasnya. 

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan daftar komoditas yang akan diimpor oleh Indonesia, sebagai imbalan usai disepakatinya penurunan tarif resiprokal atau tarif timbal balik, yang semula 32% menjadi 19%. 

Baca Juga: Apindo Tanggapi Pelonggaran Aturan Impor yang Diterbitkan Pemerintah

Komoditas yang akan diimpor berasal dari komoditas energi, produk pertanian hingga pesawat Boeing, yang merupakan produk pesawat buatan AS.

"Sebagai bagian dari perjanjian ini, Indonesia telah berkomitmen untuk membeli (komoditas) energi AS senilai US$ 15 miliar, produk pertanian Amerika senilai US$ 4,5 miliar, dan 50 Boeing Jet, sebagian besar adalah pesawat (Boeing) 777," ungkap Trump melalui akun Truth Social, Selasa (15/07). 

Trump juga menekankan, ia meminta komoditas ekspor AS ke Indonesia untuk dibebaskan dari beban tarif dan non tarif.

"Indonesia akan membayar tarif sebesar 19% kepada Amerika Serikat untuk semua barang yang mereka ekspor ke kami. Sedangkan ekspor AS ke Indonesia harus bebas tarif dan non tarif," katanya. 

Baca Juga: Industri Padat Karya Terancam Tarif Trump, Apindo Dorong Percepatan Deregulasi

Selanjutnya: Saham SSIA dan NRCA Meroket Sejak Awal Tahun, Simak Prospek dan Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: Jawab Kebutuhan Wanita, Kérastase Luncurkan Produk Perawatan Rambut Gloss Absolu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×