kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Apakah Indonesia Bakal Jadi Anggota BRICS? Ini Jawaban Jokowi


Jumat, 25 Agustus 2023 / 03:52 WIB
Apakah Indonesia Bakal Jadi Anggota BRICS? Ini Jawaban Jokowi


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, Bidara Pink | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KEANGGOTAAN BRICS - Sampai saat ini, Indonesia masih akan mengkaji serta memempertimbangkan keikutsertaannya untuk menjadi anggota BRICS.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam keterangannya usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-15 yang digelar di Sandton Convention Center, Johannesburg, Republik Afrika Selatan, pada Kamis (24/08/2023).

“Kita ingin mengkaji terlebih dahulu, mengkalkulasi terlebih dahulu, kita tidak ingin tergesa-gesa,” ucap Jokowi.

Mengutip laman Setkab.go.id, Jokowi mengatakan, meskipun demikian hubungan Indonesia dengan negara-negara anggota BRICS saat ini sudah dinilai sangat baik khususnya dalam bidang ekonomi.

“Hubungan kita dengan kelima anggota BRICS juga sangat baik dan terutama di bidang ekonomi,” ungkapnya.

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa salah satu proses yang harus dilalui untuk menjadi anggota baru BRICS adalah dengan menyampaikan surat expression of interest. Dia bilang bahwa hingga saat ini Indonesia belum menyampaikan surat tersebut.

Baca Juga: Hadiri KTT BRICS, Jokowi Tegaskan Hak Negara Berkembang Perlu Diperjuangkan Bersama

“Untuk menjadi anggota baru dari BRICS suatu negara harus menyampaikan surat expression of interest, semua harus menyampaikan surat itu, dan sampai saat ini memang Indonesia belum menyampaikan surat tersebut,” tegasnya.

Informasi tambahan saja, BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan dibentuk pada tahun 2009 atas inisiatif Rusia. Pembentukan kelompok BRICS bertujuan mengembangkan kerja sama secara komprehensif di antara negara-negara terkait.

Kehadiran Jokowi membuka kemungkinan Indonesia masuk ke dalam keanggotaan BRICS. Tentu saja, jika keanggotaan BRICS terwujud, maka bisa menambah keintiman hubungan dagang Indonesia dengan lima negara itu.  

Baca Juga: Tak Sampaikan Pidato di KTT BRICS, Ada Apa dengan Xi Jinping?

Melansir Kontan, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, kunjungan Presiden Jokowi bisa dimanfaatkan untuk mengukuhkan hubungan perdagangan Indonesia lebih lanjut. 

"Selain dengan China dan India, hubungan dagang dan investasi Indonesia dengan negara lain di BRICS masih cukup rendah," terang Josua, kemarin.

Dengan demikian, langkah ini akan menambah daftar negara yang bisa dijajaki Indonesia untuk perjanjian perdagangan secara erat. Alhasil, Indonesia tidak akan bergantung dengan negara mitra dagang tradisional seperti China dan Amerika Serikat (AS).

Namun, Josua menimbang, potensi perdagangan dengan negara BRICS tadi tak lantas membuat Indonesia harus masuk menjadi anggota kelompok tersebut. 

"Menjalin hubungan perdagangan tidak salah. Namun, apakah harus masuk BRICS? Ini jadi pertanyaan berikutnya. Harus mempertimbangkan banyak hal," tambah Josua.

Hal yang perlu dipertimbangkan antara lain konflik geopoltik. BRICS selama ini memang dianggap sebagai salah satu kendaraan Rusia untuk melawan hegemoni Amerika Serikat dan sekutunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×