kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.535   -35,00   -0,21%
  • IDX 7.040   60,28   0,86%
  • KOMPAS100 1.021   8,73   0,86%
  • LQ45 796   9,34   1,19%
  • ISSI 222   1,58   0,72%
  • IDX30 416   6,84   1,67%
  • IDXHIDIV20 491   8,63   1,79%
  • IDX80 115   1,37   1,20%
  • IDXV30 117   0,85   0,73%
  • IDXQ30 136   2,16   1,62%

Antisipasi Ketidakpastian Global,Ini Kebijakan Pemerintah Jangka Pendek-Menengah 2025


Kamis, 15 Mei 2025 / 21:28 WIB
Antisipasi Ketidakpastian Global,Ini Kebijakan Pemerintah Jangka Pendek-Menengah 2025
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tetap optimis mampu mencapai pertumbuhan ekonomi nasional di atas angka 5% pada tahun 2025, di tengah proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang turun dan berbagai tantangan seperti ketidakpastian geopolitik, perlambatan perdagangan dunia, suku bunga tinggi, hingga ketegangan di berbagai kawasan.

Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan, pemerintah telah menyiapkan dan menjalankan berbagai kebijakan jangka pendek, serta kebijakan jangka menengah untuk menyiapkan fondasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Kami menyadari bahwa mencapai pertumbuhan di atas 5% membutuhkan kerja sama seluruh pihak, baik Pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Namun dengan kombinasi kebijakan jangka pendek yang adaptif dan kebijakan jangka menengah yang strategis, Pemerintah yakin pemulihan ekonomi akan terus berlangsung dan semakin kuat ke depan,” pungkas Haryo Limanseto dikutip Kamis (15/5).

Baca Juga: Pemerintah Dinilai Perlu Menerapkan Kebijakan Investasi Asing Secara Efisien

Kebijakan Jangka Pendek

Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto menjelaskan sejumlah kebijakan jangka pendek yang telah disiapkan Pemerintah, yakni di antaranya; Pertama, Penguatan Konsumsi Rumah Tangga dan Daya Beli Masyarakat melalui perluasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mendukung ketahanan gizi sekaligus mendorong perputaran ekonomi di sektor pangan lokal, serta melalui penyaluran bantuan sosial tepat sasaran untuk melindungi daya beli masyarakat rentan.

Kemudian dengan memberikan stimulus konsumsi melalui diskon transportasi publik dan subsidi listrik untuk rumah tangga tertentu, serta mempercepat realisasi belanja negara untuk memperkuat daya dorong fiskal.

Kedua, melalui Peningkatan Kemudahan Berusaha, dengan pelaksanaan instruktur Presiden mengenai Deregulasi untuk menyederhanakan izin usaha, serta melakukan penyelesaian revisi Peraturan Presiden tentang Bidang Usaha Penanaman Modal (BUPM).

Ketiga dengan Penguatan Pembiayaan Sektor Produktif, yakni melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan target yang lebih besar, disusul implementasi Kredit Investasi Padat Karya yang diarahkan pada sektor-sektor strategis, serta memfasilitasi pembiayaan Koperasi dan UMKM untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.

Keempat, perluasan akses pasar ekspor. Langkah ini akan dilakukan dengan percepatan penyelesaian perjanjian perdagangan seperti IEU-CEPA, dan CP TPP, serta penetrasi pasar ekspor non-tradisional dan penguatan kerja sama dengan negara-negara BRICS hingga dukungan promosi dan fasilitasi ekspor untuk UMKM berpotensi ekspor

Kelima, adalah Kebijakan Deregulasi juga akan dilakukan, sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto, dimana Satuan Tugas Deregulasi akan segera terbentuk, namun tim sudah mulai bekerja mengidentifikasi masalah perizinan ekspor-impor yang dikeluhkan pengusaha. Paket kebijakan yang akan segera diumumkan diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekspor dan daya saing industri dalam negeri.

Kebijakan Deregulasi ini sejalan dengan upaya transformasi kebijakan dalam rangka aksesi Indonesia ke OECD.

Baca Juga: Luhut Sebut Pemerintah Siapkan Kebijakan Bantu Industri yang Terdampak Tarif Trump

Kebijakan Jangka Menengah

Selain kebijakan jangka pendek, Pemerintah juga telah menyiapkan kebijakan jangka menengah. Pertama, percepatan Hilirisasi dan Industrialisasi, yakni melalui pengembangan industri pengolahan mineral seperti nikel, bauksit, dan tembaga.

Kemudian, penguatan rantai nilai industri kelapa sawit dan komoditas strategis lainnya dan pembangunan kawasan industri terintegrasi untuk menciptakan ekosistem industri yang kompetitif.

Kedua melakukan transformasi Ekonomi Digital, melalui pengembangan infrastruktur digital yang merata di seluruh wilayah Indonesia, serta peningkatan kapasitas dan daya saing start-up teknologi nasional. Pemerintah juga akan mengakselerasi digitalisasi UMKM dan sektor publik.

Ketiga, melakukan transisi Energi dan Ekonomi Hijau. Pemerintah akan membangun energi terbarukan dengan target kapasitas yang ditingkatkan, serta pengembangan ekosistem kendaraan listrik dan infrastruktur pendukungnya. Pemerintah juga akan mengimplementasi proyek energi bersih seperti PLTP Muara Laboh yang telah mendapatkan pendanaan sebesar US$ 499 juta dari AZEC.

Baca Juga: Ekonomi Melambat, Respons Kebijakan Pemerintah Kurang Efektif

Selanjutnya: Chandra Asri (TPIA) Makin Ekspansif Usai Akuisisi Shell, Cek Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: 5 Cara Mencegah Depresi pada Remaja, Selalu Pantau Media Sosial Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×