kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aktivitas manufaktur lemah, omnibus law dan penurunan biaya logistik dibutuhkan


Selasa, 04 Februari 2020 / 19:57 WIB
Aktivitas manufaktur lemah, omnibus law dan penurunan biaya logistik dibutuhkan
ILUSTRASI. Beleid omnibus law dan penurunan biaya logistik dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas manufaktur Indonesia masih melemah. Ini tercermin dari Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang berada di level 49,3 pada Januari 2020 atau berada di bawah batas level ekspansi yang sebesar 50,0.

Menurut Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy, penurunan pertumbuhan industri manufaktur ini salah satunya disebabkan permintaan masyarakat yang masih belum membaik. Oleh karenanya, Yusuf mengimbau agar pemerintah bisa melakukan usaha untuk menjaga daya beli masyarakat.

Baca Juga: Sektor manufaktur diproyeksi masih melambat, simak saham yang menarik menurut analis

"Karena misalnya industri manufaktur bisa memperbaiki produksi, kalau tidak ada yang mau beli bagaimana? Jadi memang dari sisi penawaran dan dari sisi permintaan harus diseimbangkan," kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Selasa (4/2).

Usaha meningkatkan aktivitas manufaktur, kata Yusuf, bisa dengan dorongan beleid Omnibus Law yang sedang digodok oleh pemerintah. Menurutnya, beleid ini bisa menciptakan respons positif dari dunia usaha dan investor asing untuk masuk ke Indonesia, juga ke dalam sektor manufaktur.

Selain itu, Yusuf juga mengimbau pemerintah untuk memperhatikan ongkos logistik. Menurutnya, ongkos logistik yang ada saat ini masih tinggi dan tentunya, ongkos logistik merupakan salah satu hal yang menjadi perhitungan dalam penyaluran barang.

"Dan beberapa saat lalu pemerintah juga sudah menyinggung tentang penurunan harga gas, semoga ini bisa direalisasikan," tuturnya.

Hanya saja, ia juga mengingatkan bahwa perbaikan industri manufaktur ini tidak akan serta merta bisa langsung di atas level ekspansif. Pasalnya, perbaikan aktivitas manufaktur akan bertahap.

Namun, ia yakin, kalau usaha pemerintah telah dilakukan dengan baik, maka ini bisa meningkatkan level aktivitas manufaktur menjadi kembali ekspansif di pertengahan tahun 2020.

Baca Juga: Indeks manufaktur tertekan 7,15% ytd, ini saham yang tergolong murah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×