kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Akhirnya, IPB ajukan memori PK


Rabu, 18 Mei 2011 / 19:53 WIB
Akhirnya, IPB ajukan memori PK
ILUSTRASI. Berdasarkan data PIPU Bank Indonesia, bunga deposito tertinggi di perbankan sebesar 5,75%.


Reporter: Fahriyadi | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Polemik soal perkara susu formula yang terkontaminasi Enterobacter Sakazakii terus bergulir. Institut Pertanian Bogor (IPB) akhirnya merealisasikan pernyataannya beberapa waktu lalu, dengan menempuh upaya hukum luar biasa Peninjauan Kembali (PK).

"Kami sampaikan memori PK, IPB tidak mau melaksanakan karena tidak ada kewajiban bagi institusi pendidikan. Dalam mengajukan PK ini Kami tidak pakai novum, kami berkeyakinan bahwa terdapat kekhilafan hakim dalam menjatuhkan putusan," kata kuasa hukum IPB Edward Arfa, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Rabu (18/5).

Sebelumnya, Mahmakah Agung (MA) menghukum IPB, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), juga Menteri Kesehatan (Menkes) untuk mempublikasikan nama-nama susu formula berbakteri tersebut. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) pun akhirnya mengeluarkan peringatan kepada Menteri Kesehatan, BPOM, serta IPB untuk melaksanakan putusan Mahkamah Agung (MA) terkait kasus susu formula berbakteri.

Edward menyebut, majelis hakim tingkat kasasi belum memahami sepenuhnya dasar penelitian yang dilakukan oleh peneliti IPB dalam perkara ini.
Menurutnya, tidak semua putusan bisa dieksekusi, dan apa yang terjadi dalam perkara ini bisa disebut putusan yang non-executable.

Selain itu, dia juga menyatakan bahwa pihaknya tak pernah menjalin koordinasi dengan BPOM dan Menteri Kesehatan dalam penelitian ini. Edward bilang, penelitian yang dilakukan IPB kala itu adalah penelitian isolasi dan bukan surveilence (pengawasan). "Jadi, kami tak punya wewenang mempublikasikannya," jelas Edward.

Rektor IPB akhirnya memilih mengajukan upaya Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) yang mewajibkan institusi pendidikan itu menginformasikan merek susu formula terkontaminasi bakteri Enterobacter sakazakii (ES) kepada publik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×