Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melihat hilirisasi sebagai strategi jangka panjang untuk meningkatkan daya saing ekspor nasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, hilirisasi sektor minerba dan energi berpeluang meningkatkan nilai ekspor Indonesia hingga mendekati US$850 miliar pada 2040.
"Diperkirakan dari hilirisasi bisa meningkatkan ekspor kita di tahun 2040 mendekati US$850 miliar dan PDB-nya sekitar US$236 miliar," ungkap Airlangga dalam Mining Forum, Kamis (31/7).
Sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah tengah mendorong percepatan hilirisasi sumber daya alam, termasuk di sektor batu bara dan mineral. Proyek-proyek hilirisasi di sektor minerba diperkirakan menarik investasi senilai US$20 miliar dalam beberapa tahun ke depan.
Airlangga menyebut, sejumlah perusahaan migas global seperti ExxonMobil, Shell, dan BP telah menunjukkan komitmennya untuk berinvestasi masing-masing sekitar US$10 miliar sampai US$ 15 miliar, khususnya dalam pengembangan teknologi bersih seperti carbon capture and storage (CCS), pembakaran amonia, dan hidrogen. Teknologi ini menjadi bagian dari strategi clean coal Indonesia menuju target net zero emission tahun 2060.
Baca Juga: KPK Dorong Pemisahan Fungsi Pengelolaan dan Penyelenggaraan Haji
"Inovasi menjadi sangat penting dan kita tidak boleh ketinggalan daripada perkembangan negara lain. Negara seperti Jepang, negara seperti Australia sudah mengembangkan teknologi ini dan Indonesia seharusnya bisa mengembangkan,” tegasnya.
Selain sektor batu bara, hilirisasi juga dilakukan pada mineral kritis seperti nikel yang menjadi bahan utama dalam produksi baterai kendaraan listrik (EV). Menurut Airlangga, Indonesia akan menjadi salah satu produsen utama baterai EV dan sedang membangun ekosistemnya, termasuk produksi alat berat berbasis listrik di kawasan Morowali.
“Lokal kontennya sudah mencapai 80%, termasuk dari baterainya sendiri sebesar 60%. Ini menunjukkan bahwa hilirisasi tidak hanya mendorong ekspor, tapi juga memperkuat industri dalam negeri,” ungkap Airlangga.
Pemerintah juga tengah mendorong pengembangan energi terbarukan berbasis solar cell. Lokasi Indonesia di garis Katulistiwa menjadi keunggulan tersendiri dalam memanfaatkan energi matahari untuk mendukung bauran energi hijau.
Airlangga menegaskan, selain nilai ekonomi yang tinggi, hilirisasi juga harus memperhatikan prinsip keberlanjutan. Pemerintah mendorong penerapan praktik pertambangan yang baik dan ramah lingkungan melalui pendekatan environmental, social, and governance (ESG).
"ESG ini menjadi satu tantangan juga bagi industri agar good mining practice dan juga green mining practice ini bisa terus didorong dan utamanya juga pengembangan elektrifikasi daripada alat-alat berat," ungkap Airlangga.
Saat ini Airlangga menyebut di kawasan Morowali sedang dibuat alat berat berbasis elektrik, dimana 80% lokal kontennya dari alat berat.
Baca Juga: Unilever (UNVR) Raih Laba Rp 2,2 Triliun di Semester I 2025, Tunjukkan Tren Pemulihan
Selanjutnya: KPK Dorong Pemisahan Fungsi Pengelolaan dan Penyelenggaraan Haji
Menarik Dibaca: Harga Emas Antam Hari Ini Lebih Murah, Pecahan 1 Gram Turun Rp 17.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News