Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia melihat bahwa prediksi Asian Development Bank (ADB) soal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan berada di level 5,2% adalah sebuah prediksi yang ideal. Ini dengan menimbang kondisi global saat ini.
Namun, bila kondisi global yang sedang tidak pasti akibat perang dagang, resesi, dan juga konflik geopolitik akhirnya membaik, tidak menutup kemungkinan bahwa pertumbuhan ekonomi bisa menyentuh level 5,3%.
Baca Juga: Ekspor dan investasi lesu, ADB pangkas proyeksi ekonomi Indonesia tahun ini jadi 5,1%
"Ini juga harus ditunjang dengan situasi dalam negeri. Misal ada kebijakan tertentu dari pemerintah yang lalu berjalan efektif untuk mendorong sektor penunjang pertumbuhan ekonomi," ujar Ekonom CORE Yusuf Rendy kepada Kontan.co.id, Rabu (25/9).
Untuk pertumbuhan ekonomi tahun depan, Yusuf melihat bahwa sektor manufaktur terlihat masih memegang andil besar sebagai penopang. Hanya saja, saat ini kinerja sektor ini masih bercokol di angka negatif
Oleh karena itu, Yusuf mengimbau agar pemerintah terus melakukan bauran kebijakan untuk mendongkrak kinerja sektor ini. Salah satunya adalah dengan memperbaiki kinerja logistik untuk menarik minat para investor.
Selain itu, kebijakan penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) juga dianggap Yusuf sebagai peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hanya saja, kebijakan moneter tersebut harus juga diimbangi dengan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif.
Baca Juga: Seberapa besar dampak aksi demo pada pertumbuhan ekonomi RI?
Dengan bauran kebijakan baik fiskal maupun moneter tersebut, ada juga hal lain yang harus diperhatikan, yaitu koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk menjalankan kewajiban.
Bila sinergi itu berjalan, Yusuf yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap terjaga dan bisa memenuhi target pemerintah yang di leverl 5,3%, dan bahkan lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News