Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam pembaruan publikasi ekonomi tahunannya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini menjadi sebesar 5% dan pada tahun depan menjadi sebesar 5,1%. Penyesuaian perkiraan ini merefleksikan investasi yang lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya.
Dalam publikasi ekonomi tahunan sebelumnya, yaitu pada Maret 2016, ADB memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,2%. Sementara pertumbuhan ekonomi tahun depan diproyeksi sebesar 5,5%.
Direktur ADB untuk Indonesia Steven Tabor mengatakan, konsumsi swasta dan belanja modal mendorong pertumbuhan ekonomi pada semester pertama tahun ini. Pada paruh pertama 2016, ekonomi Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan 5,04% year on year (YoY).
Lebih lanjut, menurutnya, konsumsi swasta masih akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi pada paruh kedua tahun ini. Menurutnya, upah minimum yang lebih tinggi dan adanya kenaikan batasan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) serta rendahnya inflasi akan mendorong pengeluaran rumah tangga.
Selain itu, belanja pemerintah untuk infrastruktur juga akan mengalami percepatan pada paruh kedua tahun ini sejalan dengan pola tahunan kenaikan pengeluaran menjelang akhir tahun.
Meski demikian, pihaknya melihat konsumsi pemerintah dan investasi akan lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya akibat rendahnya realisasi penerimaan negara. Pemangkasan anggaran dan timbulnya keterlambatan berbagai proyek infrastruktur menjadi risiko pertumbuhan tahun ini.
Steven juga mengatakan, bahwa adanya risiko dari lemahnya pasar tenaga kerja karena dapat melemahkan kepercayaan konsumen. Laporan ADB terbaru mencatat, terjadinya penurunan jumlah pekerjaan yang menyebabkan turunnya jumlah tenaga kerja Februari 2016 sebesar 0,2% YoY, walaupun jumlah pekerjaan di perdesaan meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News