Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini diperkirakan bergerak ke batas bawah kisaran proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Pemerintah memperkirakan, pertumbuhan ekonomi akhir tahun akan berada di level 5%.
Proyeksi ke batas bawah pertumbuhan ekonomi tahun ini dipicu oleh revisi ke bawah kisaran pertumbuhan beberapa komponen penyumbang pertumbuhan ekonomi. Kepala Badan kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Suahasil Nazara mengatakan hal tersebut dipicu oleh pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi hingga akhir tahun belum sesuai harapan.
Pemerintah memperkirakan, pertumbuhan investasi tahun ini sebesar 5,5% dari perkiraan sebelumnya yang berkisar 5,5%-5,6%. "Hal ini karena masih lemahnya permintaan domestik," kata Suahasil dalam rapat Panja asumsi makro antara pemerintah dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, Selasa (13/9).
Lebih lanjut ia mengatakan, pertumbuhan ekspor impor juga masih berada di teritori negatif dan berada pada batas bawah kisaran proyeksi tahun ini. Kinerja ekspor diperkirakan tumbuh -1,9% dari perkiraan sebelumnya yang berkisar -1,9% hingga -1,4%. Sementara kinerja impor diperkirakan tumbuh -2,7% dari perkiraan sebelumnya yang berkisar -2,7% hingga -2,5%.
Semetara itu, pertumbuhan konsumsi swasta akhir tahun diperkirakan sebesar 5,1%. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi pemerintah akhir tahun diperkirakan sebesar 3%.
Padahal sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini 5,1%. Angka tersebut merupakan batas atas kisaran proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini yang sebesar 5%-5,1% dan merupakan revisi ke bawah dari proyeksi 5,2% lantaran adanya pemangkasan anggaran pemerintah.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksi, pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 4,9%-5,3%. Menurutnya, kemungkinan pertumbuhan ekonomi tahun ini berada di level 5,04%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News