kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,47   -12,05   -1.29%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ADB Kerek Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini


Kamis, 21 Juli 2022 / 09:36 WIB
ADB Kerek Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini
ILUSTRASI. ADB kerek perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. KONTAN/Fransiskus Simbolon/27/07/2015


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Asia (ADB) mengerek perkiraan pertumbuhan Indonesia pada tahun 2022, dari 5,0% yoy pada perkiraan sebelumnya menjadi 5,2% yoy. 

Dalam kajian bertajuk Asian Development Outlook Supplement edisi Juli 2022, lembaga tersebut menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini, seiring dengan kondisi domestik yang masih kuat. 

“Permintaan ekonomi domestik terus meningkat, juga perekonomian Indonesia mendapat dukungan dari kinerja ekspor,” tulis lembaga tersebut dalam laporannya, Kamis (21/7) waktu setempat. 

Baca Juga: Jelang Pengumuman Suku Bunga BI, Begini Prospek Saham Emiten Bank

ADB memerinci, kondisi perekonomian dalam negeri memang terus membaik. Hal ini seiring dengan aktivitas ekonomi yang mulai berjalan normal seiring kasus harian Covid-19 yang menurun dan bisa teratasi. 

Berputar kembalinya roda perekonomian membawa asa pada perkembangan lapangan pekerjaan, yang kemudian menyundut potensi penambahan pendapatan, dan terlihat adanya kepercayaan masyarakat untuk meningkatkan konsumsi. 

Setali tiga uang, konsumsi rumah tangga yang berjalan kemudian menaikkan permintaan kredit rumah tangga, kemudian ini melecut investasi swasta untuk masuk, yang tentunya bisa menambah otot bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini. 

Baca Juga: Bahlil Lahadalia: Realisasi Investasi Hingga Semester I-2022 Capai Rp 584,6 triliun

Dari sisi ekspor, Indonesia mendapatkan angin segar dari peningkatan harga komoditas andalan Indonesia, seperti batubara, minyak sawit mentah (CPO), dan nikel. Peningkatan harga ini juga memberi dampak pada pendapatan fiskal. 

Pendapatan fiskal yang makin kuat ini kemudian memberi ruang bagi pemerintah untuk memberikan subsidi bagi bahan bakar minyak (BBM), listrik, dan makanan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×