kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,87   -4,49   -0.48%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Potensi Penurunan Surplus Neraca Perdagangan pada Agustus 2022, Ini Pemicunya


Selasa, 13 September 2022 / 17:54 WIB
Ada Potensi Penurunan Surplus Neraca Perdagangan pada Agustus 2022, Ini Pemicunya
ILUSTRASI. Aktifitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Indonesia, Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (12/8/2022). Ada Potensi Penurunan Surplus Neraca Perdagangan pada Agustus 2022, Ini Sebabnya.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surplus neraca perdagangan diyakini masih bertahan pada bulan Agustus 2022. Analis Makroekonomi Bank Danamon Indonesia Irman Faiz memperkirakan, surplus neraca perdagangan pada bulan laporan sebesar US$ 3,7 miliar. 

Meski begitu, keuntungan neraca perdagangan pada bulan Agustus 2022 diyakini menurun bila dibandingkan dengan capaian surplus pada Juli 2022 yang sebesar US$ 4,23 miliar.

Penurunan surplus neraca perdagangan pada bulan Agustus 2022 ini didorong oleh pertumbuhan impor yang lebih tinggi daripada ekspor.

Menurut perhitungan Faiz, nilai ekspor pada bulan Agustus 2022 bisa mencapai US$ 25,76 miliar atau tumbuh 0,77% secara bulanan atau month over month (mom). Bila dibandingkan dengan bulan Agustus 2021, nilai ekspor naik hingga 20,3% secara tahunan atau year on year (yoy). 

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Diperkirakan Menurun pada Agustus 2022

Sedangkan impor diperkirakan mencapai US$ 22,03 miliar atau tumbuh 3,20% mom. Pun bila dibandingkan dengan Agustus tahun lalu, impor ini meningkat 32,1% yoy. 

"Dengan pertumbuhan impor yang lebih tinggi daripada pertumbuhan nilai ekspor, oleh karena itu surplus neraca perdagangan pada bulan Agustus 2022 diperkirakan lebih kecil dari bulan Juli 2022," tutur Faiz kepada Kontan.co.id, Selasa (13/9). 

Pertumbuhan impor pada bulan laporan didorong oleh kinerja industri pengolahan yang mumpuni. Ini terlihat dari indeks manufaktur yang sebesar 51,7 atau meningkat dari 51,3 pada bulan sebelumnya. Peningkatan ini karena adanya penguatan permintaan masyarakat. 

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Optimistis Otot Rupiah Tetap Kuat, Ini Alasannya

"Naiknya kinerja industri manufaktur, mengindikasikan impor untuk industri pengolahan berpotensi lebih tinggi," jelas Faiz. 

Sedangkan dari sisi ekspor, pertumbuhan yang tak terlalu kuat dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas andalan Indonesia, yaitu minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Sedangkan harga batubara diperkirakan masih stabil. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×