Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini, pergerakan nilai tukar rupiah akan sesuai fundamentalnya.
Meski, memang banyak yang memperkirakan mata uang Garuda bisa kembali tembus Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
“Sejauh ini kami melihat nilai tukar rupiah tetap bisa terjaga, meski ketidakpastian membayang,” tegas Sri Mulyani dalam acara bertajuk Recovery and Resilience: Spotlight on Asean Business, Senin (12/9) secara daring.
Menurut bendahara negara, otot rupiah masih perkasa di tengah kondisi eksternal yang tetap mumpuni. Ini didukung oleh neraca perdagangan Indonesia yang masih surplus selama 27 bulan berturut-turut, cadangan devisa yang tetap gendut, dan juga neraca transaksi berjalan yang masih surplus.
Baca Juga: Ini Sentimen yang Mempengaruhi Pergerakan Rupiah pada Selasa (13/9)
Selain itu, masih ada aliran masuk modal asing (capital inflow) ke dalam negeri, terutama di pasar saham. Meski, ia mengaku di pasar surat berharga negara (SBN) asing melepas kepemilikannya.
Tak hanya di portofolio, investasi asing langsung yang masuk ke Indonesia juga masuk moncer.
Ini seiring dengan reformasi struktural yang telah dilakukan oleh pemerintah, perbaikan ease of doing business (EoDB), adanya Undang-Undang (UU) Cita Kerja, dan insentif bagi para calon investor.
Baca Juga: Rupiah Spot Melemah pada Perdagangan Senin (12/9), Berikut Sentimen Pemicunya
Hanya saja, ia tak menampik tetap ada risiko pelemahan nilai tukar rupiah, seiring dengan penguatan dolar AS. Ini terkait dengan kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) ke depan.
“Kalau ini adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Namun, kita saat ini lebih resilien, sehingga kita tidak akan mengalami kejadian yang pernah kita alami saat krisis pada tahun 2013 lalu,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News