kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.568.000   13.000   0,84%
  • USD/IDR 16.190   15,00   0,09%
  • IDX 7.089   24,28   0,34%
  • KOMPAS100 1.050   2,99   0,29%
  • LQ45 820   -0,96   -0,12%
  • ISSI 212   2,00   0,95%
  • IDX30 421   -0,80   -0,19%
  • IDXHIDIV20 504   -0,45   -0,09%
  • IDX80 120   0,40   0,33%
  • IDXV30 124   0,56   0,46%
  • IDXQ30 139   -0,48   -0,34%

Ada Kenaikan Harga Pangan, Ekonom Bank Mandiri Proyeksi Inflasi Maret 2022 naik 0,71%


Rabu, 30 Maret 2022 / 19:24 WIB
Ada Kenaikan Harga Pangan, Ekonom Bank Mandiri Proyeksi Inflasi Maret 2022 naik 0,71%
ILUSTRASI. Warga dan pedagang mengantri untuk membeli minyak goreng curah di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (17/3/2022).Ada Kenaikan Harga Pangan, Ekonom Bank Mandiri Proyeksi Inflasi Maret 2022 naik 0,71%.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonm Bank Mandiri memperkirakan terjadi peningkatan harga (inflasi) Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2022, setelah IHK pada Februari 2022 mencatat penurunan harga (deflasi) sebesar 0,02% month on month (mom).

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, inflasi pada bulan Maret 2022 sebesar 0,71% mom atau secara tahunan sebesar 2,69% year on year (yoy), menguat dari 2,06% yoy pada Februari 2022.

“Inflasi secara tahunan ini bahkan yang tertinggi sejak Maret 2020, atau sejak pandemi Covid-19 mulai masuk ke Indonesia,” tutur Faisal kepada Kontan.co.id, Rabu (30/3).

Faisal mengatakan, bila secara bulanan pun inflasi nampak relatif tinggi. Peningkatan ini terutama didorong oleh kenaikan harga pangan di tengah permintaan yang meningkat, didorong pola musiman sebelum bulan Ramadan.

Baca Juga: Ekonom Prediksi Terjadi Inflasi 0,6% pada Maret 2022, Ini Pemicunya

Peningkatan harga pangan juga didorong oleh pencabutan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng  serta peningkatan bahan bakar rumah tangga (BBRT).

Peningkatan harga juga dipicu oleh penurunan kasus harian Covid-19 yang membuat pemerintah melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga mobilitas masyarakat meningkat, sehingga ini meningkatkan inflasi pada kelompok restoran dan transportasi.

Peningkatan inflasi juga dipicu oleh peningkatan harga emas yang dijadikan instrumen investasi aman (safe haven instrument) saat peningkatan ketidakpastian di pasar keuangan akibat konflik Rusia dan Ukraina.

Ke depan, Faisal melihat tren inflasi akan terus meningkat. Hal ini seiring peningkatan permintaan di tengah pelonggaran PPKM yang meningkatkan mobilitas publik, sehingga meningkatkan perputaran uang.

Baca Juga: Terdampak Kenaikan Tarif PPN, Inflasi Tahun Ini Diprediksi Lebih dari 4%

Selain itu, ada juga tekanan inflasi dari sisi suplai seiring dengan peningkatan Indeks Harga Produsen dan Indeks Harga Perdagangan Besar yang bahkan sudah ada di atas Indeks Harga Konsumen.

“Tekanan di sisi suplai ini akan tetap tinggi selama beberapa bulan ke depan di tengah konflik Rusia dan Ukraina yang menyebabkan harga komoditas, energi, dan pangan makin meningkat,” jelas Faisal.

Lebih lanjut, tekanan kenaikan harga lain bersumber dari kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10% menjadi 11% dan penyesuaian harga yang diatur oleh pemerintah. Namun, secara keseluruhan, Faisal memperkirakan inflasi tahun 2022 ada berada di kisaran 3,30% yoy, atau masih berada dalam kisaran sasaran BI yang sebesar 2% - 4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×